Mohon tunggu...
Junior Tralalaaa Trililiiii
Junior Tralalaaa Trililiiii Mohon Tunggu... lainnya -

nggak suka kodok. terlalu mirip sama ikon yang agli ituhhh...(nunjuk monster biru yg picek atas)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Queenara

20 Oktober 2016   23:01 Diperbarui: 20 Oktober 2016   23:05 724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Nyatanya aku sangat cantik.

Well, setidaknya aku selalu yakin 99,99% kalau aku sangat cantik. Karena walaupun bertubuh ekstra gemuk, tapi kulitku bening. Rambut lurus panjangku juga selalu rapih dan indah, ditambah lagi raut wajahku tidak pernah tidak kelihatan manis. Malahan – percaya atau tidak - banyak cowok-cowok yang justru beranggapan kalau aku sangat seksi dengan ukuran tubuh yang maksi. Apalagi kalau habis menyemprotkon parfum J.Lo ‘Still’ kesukaan.

Yang aku ingat, bentuk tubuhku mulai membulat sejak umur lima tahunan. Semenjak ada peristiwa traumatik yang membuatku jadi phobia terhadap rasa lapar. Juga pada ruang gelap dan sempit.

Harus kuakui, awalnya sulit menerima kondisi diri sendiri. Menjadi gadis yang bobot tubuhnya kelebihan sekitar 55 kilogram dari ukuran normal sangat tidak mudah. Di masa remaja aku punya segudang pengalaman dibully gara-gara urusan itu. Mulai dari yang berbentuk sindiran ‘biasa’ misalnya dicap sebagai sebagai tukang makan yang malas bergerak, sampai ejekan ‘setengah ringan’ seperti dibilang mirip ‘Godzilla’, ‘truk tronton’, atau ‘karung beras’ dan sebagainya. Yang lebih ekstrem dan mulai membuat sebal adalah kalau ejekan itu tidak hanya diungkapkan dengan kata-kata, tapi sudah langsung menggunakan tindakan,seperti misalnya dengan pura-pura salah memberikan centong nasi waktu aku minta tolong diambilkan sendok makan.

Kadang-kadang ada juga yang ejekannya sudah menjurus pada tindakan pelecehan, bahkan dilakukan beramai-ramai. Misalnya seperti waktu aku sedang jalan santai di sebuah kompleks perumahan, tiba-tiba ada segerombolan anak kecil yang meneriaki sambil tertawa-tawa, “tolong, bolanya jalan… bolanya jalan...”

Padahal entah dimana lucunya. Entah siapa yang mengajari anak-anak kecil berani membully orang dewasa. Atau orang dewasa - yang notabene harusnya sudah pandai berempati – masih saja suka membullysesama.

Tapi biar saja. Sekarang aku sudah tidak peduli lagi apapun komentar buruk orang lain tentang badanku yang jumbo. Toh kenyataannya - dibanding kebanyakan orang yang hobi berkomentar negatif – jelas-jelas aku jauh lebih sukses. Dan bahagia. Aku terkenal sebagai top model ‘big size’ papan atas yang banyak dikejar-kejar awak televisi dan media cetak serta online untuk diwawancarai. Sebagai selebiti. Namaku juga masuk dalam jajaran pesohor tanah air yang kebanjiran jobuntuk jadi MC, bintang tamu program talk show berkelas, motivator, sampai pemain sinetron bermutu.

Kalau orang lain sibuk diet mati-matian, berakrab-ria dengan rasa lapar demi punya bentuk tubuh ramping agar bisa tampil mempesona di mata orang lain, aku tak butuh melakukan itu. Aku sudah sempurna, just the way I am.

Lagipula aku paling benci rasa lapar.

Aku memang sangat gemuk. Tapi aku cantik, pintar, sukses, baik hati dan mengagumkan. Jadi persetan pendapat orang lain.

Maaf sodara-sodara, ceritanya ga akan diselesaikan disini. Ini cuma teaser naskah calon novel sayahh.. hihi..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun