Mohon tunggu...
Junior Tralalaaa Trililiiii
Junior Tralalaaa Trililiiii Mohon Tunggu... lainnya -

nggak suka kodok. terlalu mirip sama ikon yang agli ituhhh...(nunjuk monster biru yg picek atas)

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

See You, Nino.. Terimakasih Atas Nasihat Terakhirnya

28 Februari 2015   05:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:23 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang gay-friend yang berpulang dalam keadaan sakit parah meninggalkan “nasihat” penting bagi saya. Dulu sempat mengenal sosoknya sebagai pribadi yang cenderung memanjakan nafsu duniawi dan sering menyatakan “nggak mungkin berubah lah yaoo, karena gue ya memang begini”, membuat saya merasa seperti sudah tau, ke arah “jurang” mana beliau sedang menuju. Dengan kecepatan tinggi.

Yang nggak pernah mampu saya duga sebelumnya adalah bahwa ternyata beliau justru berhasil berpulang dalam keadaan damai dan penuh kemudahan (in syaa Allah). Meninggal di hari Jumat, dalam keadaan hati yang penuh penyesalan dan taubat, setelah puas memohon ampun (dan sudah di Islamkan pula atas keinginan sendiri, karena sebelumnya beliau bukan muslim), bagi saya yang seorang muslim, kondisi itu sangat pantas diyakini bisa menjanjikan banyak kemudahan pada saat harus bertemu Hari Perhitungan nantinya.

Kalaupun diam-diam saya ikut menangis, mungkin hanya sekitar 10 persen yang karena merasa kehilangan (soalnya kalo menurut saya dunia bukan tempat favorit. Jadi kalo harus ditinggalkan, kenapa harus sedih banget sih? Secukupnya ajalah). Anyway, selebihnya saya menangis karena ngiri dan ketakutan. Jadi kepikir, emangnya siapa saya ya, selama ini berani-beraninya merasa sudah menjalani hidup dengan cara “lebih baik” kalau ternyata endingnya nanti entah bagaimana.Belum tentu kan saya juga berhak mendapat rejeki sebaik beliau.. karena Allah hanya menurunkan rahmat kepada hamba yang diinginkanNya. Sang Maha Adil itu lebih tau. Jadi saya nggak bisa lagi merasa kepedean, merasa berhak padahal sebenarnya belum tentu.. Bisa jadi sebenernya selama ini saya yang penuh kepalsuan. Jangan-jangan justru saya yang lebih banyak mengundang kemurkaan Allah, dibandingkan siapapun hambaNya yang lain. Astagfirullah..

So, sampai ketemu lagi, Nino..

Semoga Allah mengampuni semua kesalahan,

Dan mengaminiseluruh permohonan ampunmu

(Inget lo yak! Kalo ternyata masuk surga duluan, jangan lupain gue.. titip bilangin Allah kalo kita temenan..)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun