Dalam konteks keragaman di Indonesia, hadits ini menjadi pengingat bahwa kemuliaan seseorang tidak diukur dari latar belakang etnis atau aliran kepercayaannya, melainkan dari sejauh mana ia memberi manfaat kepada orang lain. Ini mendorong kita untuk mengesampingkan perbedaan dan lebih mengutamakan aksi nyata dalam membantu dan memberdayakan sesama, tanpa memandang identitas mereka. Dengan demikian, kita dapat membangun masyarakat yang lebih terbuka dan harmonis.
Mari kita jadikan keragaman sebagai kekuatan, bukan kelemahan. Mari kita buktikan bahwa Islam di Indonesia bisa menjadi contoh bagaimana agama bisa menjadi perekat, bukan pemecah belah. Dengan begitu, kita bisa mewujudkan Islam yang rahmatan lil 'alamin, rahmat bagi seluruh alam, termasuk bagi mereka yang berbeda dengan kita.Â
Semoga dengan pemahaman dan sikap yang lebih terbuka, kita bisa membangun Indonesia yang lebih toleran, damai, dan sejahtera. Karena pada akhirnya, bukankah keragaman itulah yang membuat Indonesia menjadi istimewa?
Kata kunci (keywoed): Keragaman, Toleransi, Muslim minoritas, Dialog, Kontribusi