Untuk menghadapi Raden Panji Pulangjiwo, pasukan Mataram dengan licik membuat sebuah tontonan dengan panggung, dimana jalan menuju atas panggung telah disiapkan lubang sumur untuk membunuhnya. Pasukan Mataram menghadirkan seorang putri yang memiliki wajah serupa dengan mendiang Proboretno. Dalam keadaan linglung, Panji Pulangjiwo yang diliputi antara asmara dan kehilangan, tanpa ragu melangkahkan kaki menuju panggung tersebut. Alhasil, jebakan tersebut berhasil dan Raden Panji Tewas. Wilayah tempat penjebakan Raden Panji kini menjadi administratif Kabupaten Malang dengan nama Desa Panggungharjo. Sementara nama Panji Pulangjiwo menjadi nama ibu kota Kabupaten Malang, yaitu Kepanjian atau Kepanjen.Â
Kisah sejarah babad Kota Malang adalah lentera sejarah yang tak dapat dilupakan begitu saja. Di era yang begitu modern, memang tidak menjamin masyarakat dan generasi muda tahu cikal bakal tanah kelahirannya sendiri. Kisah perjuangan Proboretno dan Panji Pulangjiwo adalah kisah abadi, dimana di dalamnya berbagai percaturan sejarah hadir menjadi nama suatu daerah yang dikenal luas oleh masyarakat. Maka dari itu, mari kita gali dan kita abadikan kisah ini menjadi bahan perjuangan mengobarkan semangat mempertahankan kedaulatan, kehormatan, dan kemerdekaan abngsa serta negara. Dengan sekecil kontribusi itulah, kita benar-benar menjadi bangsa merdeka. Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H