Mohon tunggu...
Suripman
Suripman Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan Swasta

Pekerja biasa, menulis alakadarnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan dan Kota

10 November 2022   16:51 Diperbarui: 10 November 2022   17:01 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

seperti amarah, turun tiba-tiba
membekap, memudarkan kota
meniraikan selungkup kabut di mata

pohon-pohon bersedekap
ditingkah kilat terang dari awan gelap
tertunduk seperti badan lelah yang lelap

nun jauh, kotak-kotak menghitam
angkuh dan gagah sirna terbenam
cemerlang yang ditelan suram

deru laju jalan nan penggar
hilang pergi, tak mampu bertengkar
oleh bunyi gemercik dan suara gelegar

kota, yang gagah perkasa
mendadak diam, kelu tak kuasa bicara
pada hujan, ia tunduk tak berdaya

Jakarta, 10 November 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun