Mohon tunggu...
Suripman
Suripman Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan Swasta

Pekerja biasa, menulis alakadarnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kepada Awan Jingga Marah

3 November 2022   06:07 Diperbarui: 3 November 2022   06:30 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

awan jingga, bergelung gelisah
menarik diri dari bumi
menyusul matahari, pergi berlari
merahnya marah

dendam pada tiap luka
dibenamkan pada langit
dilarungkan ke samudera
sebab bibir kelu tak lagi mampu menjerit

senyum di mata sembab
panggung drama berbabak-babak
saat kenyataan kembali membekap
duka dipasung, hati terjebak

lalu, tontonan ini untuk apa?
sebab ada tertulis, siapa yang menggelindingkan batu, batu itu akan kembali kepada dia.

mengapa berhati tawar?
bukankah kabar gembira akan diberikan kepada orang-orang yang sabar?

Jakarta, 2 November 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun