awan jingga, bergelung gelisah
menarik diri dari bumi
menyusul matahari, pergi berlari
merahnya marah
dendam pada tiap luka
dibenamkan pada langit
dilarungkan ke samudera
sebab bibir kelu tak lagi mampu menjerit
senyum di mata sembab
panggung drama berbabak-babak
saat kenyataan kembali membekap
duka dipasung, hati terjebak
lalu, tontonan ini untuk apa?
sebab ada tertulis, siapa yang menggelindingkan batu, batu itu akan kembali kepada dia.
mengapa berhati tawar?
bukankah kabar gembira akan diberikan kepada orang-orang yang sabar?
Jakarta, 2 November 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H