Mohon tunggu...
Suripman
Suripman Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan Swasta

Pekerja biasa, menulis alakadarnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sebuah Renungan Kecil

27 Oktober 2022   12:06 Diperbarui: 27 Oktober 2022   12:09 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

pikiran tersita
pada hidup yang dipinjamkan sementara
terlampau terikat
pada masa yang sesungguhnya singkat

pola dan daur ulang yang sama
membutakan hati, menulikan jiwa
indera terperangkap, semesta seolah kuncup
pada hidup yang sesungguhnya tak lagi hidup

tak sempat alam raya dipandang
sebab kalbu tak lagi lapang
menghimpit pikiran, gelap tanpa setitikpun pendar
mana mungkin kalam murni akan terdengar?

lalu, untuk apa?
semua persis upacara tanpa makna
sekedar dijalani
setelah itu, lenyap seperti buih!

hidup serupa samudera tanpa tepi
memang harus diarungi, dengan ikhtiar berketetapan hati
namun, berpenuh sadar jua, pada tujuan hakikih
bahwa akhir di bumi, adalah awal dari sesuatu yang abadi.

Pamulang, 27 Oktober 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun