pikiran tersita
pada hidup yang dipinjamkan sementara
terlampau terikat
pada masa yang sesungguhnya singkat
pola dan daur ulang yang sama
membutakan hati, menulikan jiwa
indera terperangkap, semesta seolah kuncup
pada hidup yang sesungguhnya tak lagi hidup
tak sempat alam raya dipandang
sebab kalbu tak lagi lapang
menghimpit pikiran, gelap tanpa setitikpun pendar
mana mungkin kalam murni akan terdengar?
lalu, untuk apa?
semua persis upacara tanpa makna
sekedar dijalani
setelah itu, lenyap seperti buih!
hidup serupa samudera tanpa tepi
memang harus diarungi, dengan ikhtiar berketetapan hati
namun, berpenuh sadar jua, pada tujuan hakikih
bahwa akhir di bumi, adalah awal dari sesuatu yang abadi.
Pamulang, 27 Oktober 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H