Mohon tunggu...
Suripman
Suripman Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan Swasta

Pekerja biasa, menulis alakadarnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lelaki Pelantun Doa (2)

20 Agustus 2019   17:14 Diperbarui: 20 Agustus 2019   17:28 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lewat sudah lima purnama, aku kembali bertemu dia, lelaki pelantun doa, duduk persis di sebelah, dalam perjalanan dua setengah jam di udara.

Saat di landasan pacu, lelaki pelantun doa ini makin menggebu, melafalkan ayat-ayat dengan hati penuh, keras, berseru-seru.

Lepas landas, suara dengkur menandakan lelaki itu kandas . Perjalanan kali ini nyaman, hampir tak ada goncangan. Hingga saat si cantik berseragam, membangunkan dia dengan suara lembut seolah bergumam.

Ia terjaga, memasang muka marah, keluar kata-kata murka: "jangan ganggu saya, dan saya sedang puasa".

Lelaki ini, betul-betul lelaki yang sama, yang menempatkan ayat dan ibadah, berbeda ruangan dengan  akhlak dan tatakrama.

Ah... sudahlah, ini bukan urusan saya juga.

Jakarta, 20 Agustus 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun