ini negeri merdeka
yang direbut dari penjajah
lewat darah dan air mata
kita menyebut penjajah itu belanda dan jepang
sejarah yang kita ingat dengan gamblang
lewat cerita-cerita yang sengaja dipilih untuk dikenang
KNIL juga berisi bumiputra
pun Heiho, Gyugun Bompa dan Peta
lalu, siapa yang menjaga siapa, siapa khianat, siapa berjasa?
duhai Nusantara....
sejak dulu kita diadu-domba
Laskar Jawa diadu ke Sumatera, Laskar Tulungan dikirim ke Jawa
atau lihatlah kembali, jauh...., ke jaman raja-raja
cerita  Hasanuddin dan Arung Palakka
juga semua catatan sejarah, tentang runtuhnya panji kita oleh divide et impera
lahir Indonesia, Proklamasi empat lima
putera-putera bangsa duduk bersama
membuang beda masa lalu, memandang jauh ke NKRI bahagia
tapi, lihatlah kini di negeri merdeka
begitu mudah untuk murka, ringan untuk saling maki dan cela
membuang persamaan cita-cita, melebar-lebarkan jurang beda
mengaduk-aduk Bhineka Tunggal Ika, apa bedanya dengan saat dijajah?
ini negeri merdeka
harusnya mata menatap mata
mestinya hati merangkul hati, mesra di tengah corak beraneka
selayaknya melangkah bersama, mewujudkan mimpi-mimpi indah!
ini negeri merdeka
negeri tempat manusia yang tidak memandang beda
negeri tempat manusia yang tak merasa paling layak dan utama
ini negeri merdeka, tempat manusia yang mencintai Indonesia, siapapun dia!
Jakarta, 16 Agustus 1945 Â
Puisi ini tidak sedikitpun bertujuan mendiskreditkan mantan KNIL, Heiho, Gyugun (Bompa di Sumatera dan Peta di Jawa) yang setelah Proklamasi bergabung dengan NKRI, berjuang bertaruh nyawa mempertahankan kemerdekaan. Tidak pula bertujuan mendiskreditkan suku atau tokoh tertentu di Nusantara tercinta, tetapi hanya sebagai gambaran bahwa di masa lalu kita begitu rapuh dan mudah diadu-domba. MERDEKA!!!