Mohon tunggu...
Suripman
Suripman Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan Swasta

Pekerja biasa, menulis alakadarnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Pejantan dan Betina Pelupa

2 April 2019   12:33 Diperbarui: 2 April 2019   12:49 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

beradu gaya, pejantan-pejantan memperebutkan betina
kalau perlu berdarah-darah
sebatas menumpahkan birahi, hadiah bagi sang juara.

di dunia mereka, betina hanya pelampiasan syahwat semata
setelahnya, betina dianggap tiada, dipandang sebelah mata
dibiarkan sendiri berusaha, tak didengar jerit kelaparannya

duduk di kursi-kursi jatah
pejantan-pejantan jadi pelupa, tuli juga buta
sibuk sendiri mengisi perut dengan mangsa

hingga musim kawin kembali tiba,
pejantan-pejantan bergaya, berpantas-pantas di depan betina
saling seruduk, mengumbar suara, berkokok janji-janji surga
betina dipuja-puja, diberi lembaran dosa, remah-remah, cuma-cuma.

kasihan betina-betina pelupa,
tak lagi ingat musim kawin sebelumnya
terus berharap, kelak ada pejantan mantap
yang bersedia menetap, bukan selesai hajat lalu minggat, lenyap!

Jakarta, 2 April 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun