Mohon tunggu...
Suripman
Suripman Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan Swasta

Pekerja biasa, menulis alakadarnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Perempuan yang Memutuskan Untuk Bahagia

13 Maret 2019   00:41 Diperbarui: 13 Maret 2019   00:39 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

di kamarnya, perempuan itu memanggil rindu. begitu dekat dan jelas, tapi tak mampu ia rengkuh, seolah di dalam kaca pembatas. perempuan itu tak berdaya, ia tak mampu berbuat apa-apa, hanya terkulai layu, sakit dan terbelenggu.

melupakan, adalah hal terakhir yang perempuan itu mau. maka tipuan demi tipuan ia buat untuk memperdaya diri, menyiksa hati, bertubi-tubi, membuat dirinya tenggelam, kehilangan nafas, dalam kesakitan yang terlewat batas. dan entah mengapa perempuan itu terus mencari-cari jalan pintas, di kebuntuan yang sudah terpampang jelas.

tapi waktu ternyata memihak dirinya. ia mampu membakar semua hingga tak bersisa, dan perempuan itu sama sekali tidak bangga. ia hanya lega, terlepas dari perih yang begitu lama, siksaan, kegilaan akan harapan-harapan yang tidak pernah ada, bahkan sejak cerita ini bermula.

dan jika dia mengingat semuanya malam ini, perempuan itu hanya sekedar mengingat, tanpa ada lagi sedikitpun hati dan perasaan terlibat. ia tak mampu benar-benar menjawab, bagaimana bisa melupakan penderitaan yang begitu panjang dan hebat, tanpa sedikitpun menyimpan dendam kesumat?

mungkin ia memilih untuk tak mau lagi menderita, mungkin ia hanya memutuskan untuk bahagia.

Ya, bisa jadi memang sangat sederhana, perempuan itu telah membuat keputusan untuk bahagia! dan hanya itu saja.

Jakarta, 13 Maret 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun