Mohon tunggu...
Suripman
Suripman Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan Swasta

Pekerja biasa, menulis alakadarnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Waktu Menyingkir Pergi

4 Maret 2019   20:28 Diperbarui: 4 Maret 2019   20:32 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.taringa.net/

saat masih menunggui malam, pagi diam-diam menyelinap mendahului kita. lalu kita terperangah, merasa diperdaya. dan muncullah curiga, bahwa bumi telah memihak, dan waktu terlalu congkak.

kita lebih senang menuduh, menuding menyalahkan, pada semua yang bisa dikambinghitamkan. lupa diri, merasa kehebatan masih lebih, menganggap nasib terlalu pilih kasih, padahal angin dan hujan tak pernah memilih.

kita tak mau belajar, pada rumput dan ilalang, yang tanpa ada topangan, mampu melewati badai dan topan. kita juga tak meniru burung-burung, yang tak pernah ingin terkurung, yang berani menantang angin gurun, selalu siap sedia bertarung.

kita, terlalu ringkih, sekaligus tinggi hati, menunggu diberi, tanpa mampu memberi. sampai waktu menyingkir pergi, kita terperanjat, tak sempat lagi memperbaiki.

Jakarta, 4 Maret 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun