Mohon tunggu...
Suripman
Suripman Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan Swasta

Pekerja biasa, menulis alakadarnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perhelatan Dendam

22 Februari 2019   18:00 Diperbarui: 22 Februari 2019   18:24 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

perhelatan demi perhelatan, kau sebut sebagai hajatan iman
teriak-teriak di jalan, jumlah jadi kebanggaan, mental gerombolan
memaki, mengutuk, cacian menusuk, tak sadar sedang menyenangkan setan

kasihanilah mereka, jiwa kecil tak berdaya
tak mengerti apa-apa, kau giring ke kepentingan api membara
yang kau bungkus dengan menjual surga

tanyalah hatimu, sampai kapan menjual keyakinan
makin lama menjaga kebusukan, makin tak sedap aroma bertebaran
tidakkah nuranimu berontak, merintih kesakitan?

cucilah hati yang benci menghitam, agar curiga tak kian memupuki dendam
sudahlah..., jangan kau pikir jubah putih mampu menutupi bau kepentingan
kalaupun luput dari ciuman insan, apa kau kira mampu menipu Tuhan?

Jakarta, 22 Februari 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun