kita adalah pengelana yang menempuh jalan-jalan keinginan, yang terkadang sengaja disembunyikan pada tiap persimpangan kepentingan.
kita membungkus rapat-rapat keberpihakan, dengan selimut hasrat akan kesenangan. lalu mendandaninya dengan bedak tebal kepura-puraan.
lalu, kita menamai semua itu sebagai kehidupan!
pada cermin hati, kita sesungguhnya geli, menatap wajah sendiri yang sudah tidak mampu dikenali. kegilaan ini menjadi wabah yang merebak, sindrom petantang-petenteng berlagak dan kita malah menyebutnya sebagai kesuksesan bak wangian bunga semerbak.
kita kehilangan budi, lupa kepada pekerti. dan kalau terus begini, Â masihkah kita layak menyandang gelar sebagai makhluk paling sejati di muka bumi?
Luwuk, 6 Februari 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H