Mohon tunggu...
Suripman
Suripman Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan Swasta

Pekerja biasa, menulis alakadarnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Jiwa-jiwa Tenang

2 Februari 2019   22:27 Diperbarui: 2 Februari 2019   22:48 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest.com/Madeline maldonado

malam ini tak berbulan, tanpa kehadiran bintang, langitku muram. lampu kotapun bersinar temaram. malam ini, semesta seakan melukiskan duka, suram dan kekelaman.

otak dangkal ini berusaha menyangkal, tapi hati, mana mampu ia sembunyikan sesal.

di tengah kekusutan dan pertikaian ini, harapan hanya kepada nurani, sebagai satu-satunya yang mampu merekonsiliasi.

sebab nalar selalu mengaku benar, sedang hati banyak menakar, jujur berperasaan, tak jarang terjebak dalam kebimbangan. Namun, nurani penuh kesadaran, darinya ditemukan jalan-jalan kehidupan.

maka beruntunglah jiwa yang mengerti, jiwa-jiwa yang menghidupkan nurani. padanya ada ketenangan, padanya ada keselamatan.

Jakarta, 2 Februari 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun