Mohon tunggu...
Suripman
Suripman Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan Swasta

Pekerja biasa, menulis alakadarnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Yang Tak Harus Terurai

24 Januari 2019   21:22 Diperbarui: 25 Januari 2019   20:48 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

sejauh kata-kata dilempar dari mulut serapah, sejauh itu pula ia merajam hati.
oh, bukan hati kami yang mendengar, tapi hatimu yang tersasar. bukan juga hati yang membaca, tapi jiwa dangkal yang mengguratkannya.

ini sebenarnya perkara mudah, tapi menjadi seberat semesta amarah, tatkala ada titipan dengki dan pongah. ini harusnya mudah, cukup memberi jalan leluasa, ringan, seringan ego yang menguap ke udara.

tapi bagaimana si-aku mampu menepi jika hati ditautkan terlampau jauh dari bumi?
bagaimana mungkin ada pengertian,  jika jiwa masih mencari-cari pengakuan?

sudahlah, berhentilah menilai, sebab pada kata apapun yang disemai, tak selalu berjejer arti untuk  kau tuai.
sebab pada aksara-aksara yang kau lihat tercerai, mungkin sengaja disimpan makna yang tak harus kau urai.

Penang, 24 Januari 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun