di hening malam, mata memberontak saat diajak terpejam. dan pikiran meloncat liar dari satu bintang ke bintang lain, meliuk-liuk tajam.
hening memang menawarkan lautan bagi kelana akal, dengan layarnya yang terbentang, ia menyerap energi angin lamunan. mengayun lembut, atau menyentak-nyentak hingga menabrakkan nalar ke dogma yang terpahat di batu karang.
alam suka ria mengajarkan segala jenis rasa bagi mereka yang mau berguru padanya.
bahwa anugerah tidak selalu berwujud bahagia, dan bencana tak selamanya berarti kutukan atau nestapa.
Alam memang bicara, manusia sekedar menerjemah, tapi mana bisa kita sempurna mengartikannya, sebab paripurnanya makna, hanya otoritas Pencipta.
Belitung, 31 Desember 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H