Mohon tunggu...
Suripman
Suripman Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan Swasta

Pekerja biasa, menulis alakadarnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Wasiat Hati (3)

26 Desember 2018   16:19 Diperbarui: 26 Desember 2018   16:27 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

puteraku, pejamkan matamu jika melihat kesombongan, sebab ia serupa dengan kekejian yang hanya menumpulkan perasaan. tapi, buka lebar mata nuranimu melihat penderitaan, darinya engkau akan belajar bersyukur, rendah hati dan pengharapan.

tutuplah kedua telingamu rapat-rapat jika mendengar amarah dan makian, sebab ia seperti syahwat yang hanya membunuh rahmat. Simaklah tangis dan kepedihan, sebab darinya engkau akan belajar kesopanan dan kepedulian.

jauhkan dengki dan fitnah dari setiap ucapan, karena ia serupa pedang yang menebas kebenaran, hanya akan mematikan keadilan. Tapi tuluslah mengucap doa dan menyampaikan pujian, darinya engkau akan beroleh kekuatan dan kemuliaan.

ulurkan tangan dan kaki untuk membantu, di saat tidak ada siapapun yang melihatmu. sebab, engkau akan belajar tentang jati diri dan hati yang penuh keikhlasan.
puteraku, jagalah ini semua sebagai wasiat ayahmu!

Jakarta, 26 Desember 2018

wasiat hati 1

wasiat hati 2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun