Mohon tunggu...
Suripman
Suripman Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan Swasta

Pekerja biasa, menulis alakadarnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Renungan Penghadir Damai

4 Desember 2018   17:27 Diperbarui: 4 Desember 2018   17:28 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.goldenfirdaus.com/

halaman ini sudah jadi sejarah

kisah tentang kelam lalu yang tidak bijaksana

satu-dua kata tak sengaja, telah mengiris dada

dan pengadil pun telah jatuhkan denda

di tengah-tengah hujan amarah hati-hati terluka

ditingkahi badai angin kepentingan para durjana

apakah bijak masih berselimut dendam?

sementara tangan-tangan panjang masih bermain tajam

membakar nurani dengan percik api tak kunjung padam

mengapa tidak ke rumah-rumah suci?

merenung ikhlas dan dalam ke relung hati

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun