Mohon tunggu...
Suripman
Suripman Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan Swasta

Pekerja biasa, menulis alakadarnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Membasuh Hati

21 November 2018   16:02 Diperbarui: 21 November 2018   16:03 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://sincereheart4you.blogspot.com/2010/06/sincere-heart.html

Risau racau melesak meledak

Mata liar membunuh otak

Raung amarah sudut-sudut jiwa

Ke seluruh penjuru salah ditimpa

Linglung bingung duka derita

Bibir onar menebar cerita

Memaki nestapa yang makin terjerembab

Pada tiap kalimat tinggi gantangkan sebab

Titi tak jelas rupa air di daun talas

Hati nan luka pekat menghitam keras

Mengutuk langit menyerapah bumi

Merutuk sengit, benar diborong sendiri

Berhenti sejenak di simpang nalar

Basuh jiwa nan tekak di hati nanar

Bersihkan bebal jeruji nurani

Semoga di murni senyap, bejana kalbu kembali terisi

Jakarta, 21 November 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun