Kulihat Ibu Pertiwi, sedang bersusah hati
Airmatamu berlinang,……
Bu, aku tahu bukan emas dan intan yang sedang Ibu kenang
Bukan, bukan itu yang membuat airmata berlinang
Ibu menangis karena tingkah kami, yang mencabik-cabik persaudaraan
Ibu terisak karena kami, yang semakin memperuncing perselisihan
Bu, dengan susah payah Ibu melahirkan kami, anak-anakmu dengan segala perbedaan
Lalu Ibu besarkan kami, dalam damai rumah negara kebangsaan
“Jagalah rumah ini, wahai anak-anakku”, Ibu selalu katakan
“Bersatulah dan rawatlah Ibu kelak”, ini dulu Ibu pesankan
Namun saat ini, sesama saudara kami saling menebar curiga berkepanjangan
Tetapi sekarang, kami saling mengumbar marah dan kebencian
Bu, aku rindu peluk damaimu, aku rindu pada teduh dan tenang hatimu
Bu, aku merasa laramu, aku juga mendengar rintihanmu, ijinkanlah aku berdoa bersama Ibu…..
Kini Ibu sedang lara, merintih dan berdoa……..
Jakarta, 2 Juni 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H