Mohon tunggu...
Suripman
Suripman Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan Swasta

Pekerja biasa, menulis alakadarnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Duhai Melati Pujaan Kalbu

23 Maret 2017   16:29 Diperbarui: 23 Maret 2017   16:36 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: www.colourbox.com

Helai rindu ini aku pungut diam-diam

Dari lantai perasaan terdalam

Kutata kembali di tiap laci waktu

Hanya kita berdua yang tahu

Jangkar dendam asmara ini

Sengaja kucari dan ikat kembali

Bersimpul mati janji suci

Yang dulu kita ucap di depan para saksi

Duhai dewi cintaku

Anugerah terdahsyat pujaan kalbu

Permata terindah di kala suka

Setia belaka tatkala duka

Wahai ratu dan permaisuriku

Kepada sabarmu putera tunggal kita mengadu

Dalam segenap tulus buaian kasihmu, ia kau asuh

Kami beruntung memilikimu, sungguh!

Jakarta, 23 Maret 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun