Mohon tunggu...
Suripman
Suripman Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan Swasta

Pekerja biasa, menulis alakadarnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Mengapa Bersedih?

21 Maret 2017   09:38 Diperbarui: 21 Maret 2017   10:10 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://combiboilersleeds.com/keywords/powerful-1.html

Pernahkah menatap bintang?

Bintang penyendiri di luar kumpulan galaksi

Kedip terkadang tertahan awan

Toh, tetap menyapa di tiap malam

Sempatkah membaca putih awan?

Awan tipis di luar bongkahan

Diterpa angin, terpencar dan perlahan hilang

Setia datang setiap siang

Atau debur ombak di kejauhan

Guruh sayup tipis di tepi lautan

Tak terdengar di tengah riuh nyanyian

Abadi gelombang tak akan diam

Engkau yang kemarin mungkin terlewatkan

Atau hari ini tidak ada yang mendengar

Teruslah, jangan berhenti, kecewa hanya akan karamkan diri

Bergembiralah, karya dan upayamu takkan pernah hilang!

Jakarta, 20 Maret 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun