Mohon tunggu...
Suripman
Suripman Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan Swasta

Pekerja biasa, menulis alakadarnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Dia Hanya Pekerja Semesta

7 Desember 2016   11:37 Diperbarui: 7 Desember 2016   11:44 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: wallpaperpin.com

Dia sungguh berbeda

Tindak apalagi kata

Ujarannya menggilas dusta, terselip pongah

Tangannya besi, memukul pencoleng negeri, rata hingga ke tanah

Dia purnama

Terang apa adanya

Tak surut melangkah, walau harus berkelahi dengan amarah

Murni, mengisi negeri, bukan untuk harta, apalagi nama

Ah…andai dia adalah bagian yang jamak

Nista ini apakah akan tampak?

Akankah ada kompak melonjak, mengutuk, meluluh, melantak?

Memukul wajah pertiwi, membakar hati dengan tamak?

Bumi ini, negeri ini

Tidak siap diri

Bumi ini, negeri ini

Masih melihat dia dengan benci

Wahai Semesta

Aku titipkan kata-kata tidak bersuara

Mengetuk hati-hati lugu, membisik pada jiwa-jiwa tanpa daya

Bahwa dia ini, hanyalah seorang pekerja semesta

Tapi bumi ini, negeri ini

Belum siap diri

Namun bumi ini, negeri ini

Tetap menatapnya dengan benci dan dengki

Berjuta kala putih merayap mengadili

Dengan sengat racun hati

Menusuk, mencabik agar cahaya mati

Berkas itu berdiam diri, tidak akan pernah lari

Wahai Alam Raya

Aku bisikan bunyi sumbang dari pena

Menggores ragu pasir samudera

Akankah berguna?

Jakarta, 7 Desember 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun