Mohon tunggu...
Ripan
Ripan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia

Di tengah dunia yang berputar cepat, saya adalah penjelajah kata dan perasaan. Saya menulis untuk menghidupkan kembali kenangan indah dan menciptakan pelangi dari kata-kata. Bergabunglah dengan saya dalam perjalanan menemukan keindahan dalam setiap detik dan momen kehidupan. 📖✍️

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ruang Tanpa Jendela

6 September 2024   22:45 Diperbarui: 6 September 2024   22:53 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Terjebak, tanpa jalan keluar dan harapan (pixabay.com/TheFelip)

Tirto menatap Yuda dengan tajam. “Kau sepertinya terlalu jauh mencampuri urusan yang bukan milikmu, Nak. Ini saatnya kau mundur.”

Yuda menatap Tirto dengan kebencian yang semakin membara. Dalam pikirannya, Tirto adalah penghalang satu-satunya yang memisahkan dia dan Bu Ratna. "Anda tidak tahu apa-apa tentang kami. Anda cuma penghalang."

Tirto tertawa kecil, tapi tawanya mengandung ancaman. “Ratna adalah istriku. Kau tidak punya hak untuk berbicara seperti itu. Sebaiknya kau segera pergi sebelum semuanya menjadi lebih buruk.”

Perkataan Tirto memicu sesuatu dalam diri Yuda. Tanpa berpikir panjang, ia menyerang Tirto dengan seluruh kekuatannya. Pertarungan singkat itu berakhir dengan kekalahan Yuda, tapi rasa sakit fisik itu bukan apa-apa dibandingkan dengan luka yang lebih dalam di dalam dirinya.

Bu Ratna berteriak, memohon agar semuanya berhenti, namun situasi sudah tidak terkendali. Tirto meninggalkan Yuda yang tergeletak di lantai dengan ekspresi kemenangan.

Yuda memandang ke arah Bu Ratna dengan mata yang basah dan suara yang serak. "Kenapa kamu tidak memilihku? Aku bisa lebih baik dari dia."

Bu Ratna menundukkan kepala, air mata mengalir dari matanya. "Maaf, Yuda. Kamu harus berhenti. Ini tidak akan pernah terjadi."

Setelah insiden itu, Yuda semakin terisolasi. Di kamar kosnya, ia mulai merencanakan sesuatu yang lebih gelap, sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan akan ia lakukan. Obsesinya telah menggerogoti sisa-sisa kewarasan dalam dirinya, memaksanya merancang rencana untuk menghancurkan Tirto dan mengambil Bu Ratna dari kehidupannya.

Ia mulai memata-matai kehidupan Tirto. Setiap gerakan, setiap rutinitas, semuanya dicatat dengan detail. Yuda tahu bahwa untuk mendapatkan Bu Ratna, ia harus menghilangkan Tirto dari persamaan. Namun, bagaimana cara melakukannya tanpa meninggalkan jejak?

Pikiran Yuda terus berputar dalam labirin gelap yang diciptakan oleh obsesi dan rasa sakit. Hingga suatu hari, ia menemukan jawabannya. Sebuah "kecelakaan" yang direncanakan dengan sangat cermat akan menjadi solusi untuk masalahnya. Dengan hati-hati, ia menyusun rencana untuk mencelakai Tirto tanpa ada yang mencurigainya.

Pada hari yang telah direncanakan, Yuda mengikuti Tirto saat ia pergi ke sebuah pertemuan bisnis di luar kota. Dalam perjalanan pulang, Tirto mengalami kecelakaan mobil yang misterius. Polisi menyimpulkan bahwa kecelakaan itu terjadi karena kelalaian pengemudi, tapi Yuda tahu lebih baik. Di balik wajahnya yang tenang, ia menyimpan rahasia kelam yang hanya ia dan Tirto ketahui.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun