Mohon tunggu...
Ripan
Ripan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia

Di tengah dunia yang berputar cepat, saya adalah penjelajah kata dan perasaan. Saya menulis untuk menghidupkan kembali kenangan indah dan menciptakan pelangi dari kata-kata. Bergabunglah dengan saya dalam perjalanan menemukan keindahan dalam setiap detik dan momen kehidupan. 📖✍️

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Senja di Ujung Kota

2 Agustus 2024   19:50 Diperbarui: 2 Agustus 2024   19:52 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Senja di sisi lain keramaian | Pixabay (pixabay.com/konevi)

Setelah berjam-jam berjuang, api akhirnya padam. Harapan penduduknya tetap utuh meskipun kota itu hancur. Mereka berkumpul di lapangan terbuka, saling berpelukan dan menangis. Di antara mereka, Kirana dan Damar berdiri, kelelahan namun puas.

Esok paginya, ketika matahari mulai menyingsing, sebuah keajaiban terjadi. Sebuah pohon kecil dengan daun-daun hijau yang segar muncul dari reruntuhan rumah Kirana. Pohon itu tumbuh dengan cepat, seolah-olah diberi kekuatan oleh semangat Kirana. Penduduk kota melihat pohon itu sebagai simbol harapan baru. Rumah-rumah mereka mulai dibangun kembali, mimpi-mimpi baru ditenun dari abu yang tersisa.

Damar menatap Kirana dengan mata yang bersinar. "Kirana, kau tidak hanya menenun harapan dari kekecewaan, tapi juga dari kehancuran. Kau adalah inspirasi bagi kami semua."

Kirana tersenyum, senyum yang penuh kebijaksanaan dan kehangatan. "Harapan selalu ada, Damar. Bahkan di saat-saat tergelap, kita hanya perlu mencarinya."

Hari-hari berlalu, dan kota kecil itu perlahan bangkit dari abu kehancuran. Kirana dan Damar terus bekerja, membantu penduduk menenun kembali mimpi-mimpi mereka. Setiap kali mereka melihat pohon harapan itu, mereka diingatkan akan kekuatan dan keberanian yang mereka miliki.

Di bawah pohon harapan yang baru tumbuh itu, Kirana dan Damar berdiri, merasakan keajaiban yang baru saja mereka ciptakan. Senja yang memukau kembali menghiasi langit, namun kali ini dengan rona yang lebih cerah, penuh dengan janji-janji hari esok.

Ketika malam tiba, dan bintang-bintang mulai bertaburan di langit, Damar mengerti satu hal yang sangat penting: bahwa harapan tidak pernah benar-benar hilang. Ia hanya tersembunyi, menunggu untuk ditemukan kembali, seperti bintang yang bersinar terang setelah hujan lebat.

Dan di ujung kota, di bawah langit senja yang menawan, Kirana dan Damar terus menenun mimpi, mengingatkan setiap orang bahwa dalam setiap kegelapan, selalu ada cahaya harapan yang menanti untuk ditemukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun