Grapefruit, siapa yang terkecoh dengan nama buah tersebut?
Pertama mendengar nama Grapefruit ini yang terlintas adalah buah kecil berwarna ungu/hijau yang berbuah secara berkelompok bernama anggur. Saya adalah salah satu orang yang terkecoh dengan nama buah tersebut.
Secara harfiah Grape = Anggur, dan Fruit = Buah, jadi kalau di-translate kedalam bahasa indonesia adalah buah anggur.Â
Kalau tidak dibantu oleh google translator, mungkin saya sudah beberapa kali memberikan informasi yang salah kepada pasien, mengingat buah ini sangat "sensitif" dengan obat-obatan dan dapat menimbulkan interaksi dengan obat-obatan, bahkan diantara jenis interaksinya ada yang memiliki status mayor (baca tentang interaksi obat di sini: Interaksi Obat ) atau tingkat keparahan yang diakbitkan interaksi obat yang efeknya serius.Â
Grapefruit bukan buah anggur
Menurut Journal of the American Society for Horticultural Science, Grapefruit (Citrus paradisi) adalah jeruk limau gedang, suatu jeruk hibrida hasil persilangan yang tidak disengaja antara jeruk manis (Citrus sinesis) dengan jeruk bali/pomelo (Citrus grandis) yang memiliki rasa asam-kecut sedikit manis tapi juga agak pahit.
Grapefruit/jeruk limau gedang mengandung berbagai vitamin dan mineral yang penting bagi tubuh kita, sejumlah penelitian memunculkan fakta bahwa konsumsi Grapefruit bisa membantu menurunkan berat badan, mencegah tekanan darah tinggi, hingga perlindungan kulit dari sinar matahari.Â
Selain memiliki banyak manfaat, Grapefruit memiliki "sisi negatif" terutama apabila diminum bersamaan dengan obat-obatan. Buah ini mengandung zat/senyawa yang bernama furanokumarin, senyawa yang disinyalir memiliki interaksi dengan obat-obatan.Â
Di dalam tubuh, terdapat enzim yang bertugas merombak / memetabolisme obat dari bentuk aktif, menjadi inaktif. Artinya, enzim ini merubah obat yang tadinya bekerja secara farmakologis, menjadi obat yang tidak aktif dan siap dikeluarkan dari tubuh, enzim tersebut diantaranya adalah enzim CYP3A4.Â
enyawa furanokumarin yang terdapat pada Grapefruit, juga berikatan dan dimetabolisme oleh enzim ini. Hasil zat antara / zat hasil metabolisme furanokumarin tadi berikatan secara kovalen (ikatan yang cukup kuat) ke tempat aktif enzim, menyebabkan enzim CYP3A4 tidak bekerja dan aktivitas enzim ini terganggu.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!