Kita sering mendengar bahkan mengonsumi obat-obat anti alergi yang diantaranya adalah CTM, Loratadin, Cetirizin dan Fexofenadin.Â
Betul, obat-obat anti alergi tersebut memang cukup umum dan sering diresepkan oleh dokter kepada pasien untuk mengatasi gejala alergi, seperti bersin-bersin, hidung berair, mata memerah dan gatal, atau ruam kulit.Â
Alergi merupakan suatu reaksi dari sistem imun tubuh yang terjadi karena suatu zat atau substansi yang disebut alergen.Â
Ada salah satu obat anti alergi yang menyita perhatian saya, obat ini terbilang "unik" dan bisa dibilang "nyeleneh", karena dari mekanisme kerjanya agak berbeda dengan obat anti alergi yang lain.Â
Dia adalah Cyproheptadine atau dalam ejaan bahasa Indonesianya adalah Siproheptadin.Â
Kebetulan istri saya memiliki riwayat alergi yang frekuensinya terbilang sering terjadi. Untuk mengatasinya, saya berikan Cyproheptadine karena memang lebih cocok dibandingkan dengan obat anti alergi yang lainnya.Â
Dalam tulisan ini, saya ingin sharing mengenai obat anti alergi Cyproheptadine, hanya sharing untuk meningkatkan pengetahuan kita tentang obat-obatan, tidak ada maksud mengajak pembaca sekalian untuk mengonsumsi obat anti alergi Cyproheptadine ini, karena obat ini masuk ke dalam golongan obat keras, sehingga untuk mendapatkannya harus melalui resep dokter.Â
Obat anti alergi dibagi ke dalam beberapa golongan, yang sering diklasifikasikan adalah obat anti alergi golongan sedasi (menyebabkan ngantuk) contohnya adalah CTM, Prometazine, Cyproheptadine dsb, dan golongan non sedasi  (tidak/sedikit menyebabkan ngantuk) contoh nya Cetirizin, Loratadin, Levocetirizin, Desloratadin dsb.Â
Pada umumnya, obat anti alergi bekerja dengan cara memblok reseptor Histamin-1 atau sebagai antagonis reseptor Histamin-1 yang ada pada jaringan tubuh manusia.Â
Histamin adalah zat kimia yang diproduksi oleh sel-sel darah putih di dalam tubuh terlibat dalam tanggapan imun lokal, selain itu senyawa ini juga berperan dalam pengaturan fungsi fisiologis di lambung dan sebagai neurotransmitter (senyawa kimia dalam tubuh yang berfungsi untuk membawa dan mengirimkan pesan antar neuron ).Â
Sebagai tanggapan tubuh terhadap suatu pencetus penyakit, maka tubuh memproduksi histamin di dalam basofil dan sel mast.Â
Setelah diproduksi, histamin akan berikatan dengan reseptor histamin-1 di sel.Â
Reseptor ini ditemukan di jaringan otot, endotelium, dan sistem syaraf pusat. Bila histamin berikatan dengan reseptor ini, maka akan mengakibatkan vasodilatasi (menyebabkan meler), bronkokonstriksi (menyebabkan sesak), nyeri, gatal pada kulit.Â
Reseptor ini adalah reseptor histamin yang paling bertanggungjawab terhadap gejala alergi. Kerja dari obat anti alergi adalah memblokade reseptor histamin-1, sehingga apabila reseptor nya diblok, histamin tidak akan berikatan dengan reseptor dan gejala alergi tidak akan terjadi.Â
Bagaimana mekanisme kerja dari Cyproheptadine?
Sebagaimana anti alergi lain, Cyproheptadine memiliki mekanisme kerja yang sama dengan "teman-temannya".Â
Tapi Cyproheptadine memiliki keunikan tersendiri, selain bekerja dengan cara memblok reseptor histamin-1, dia juga memiliki mekanisme blokade terhadap reseptor serotonin.Â
Serotonin yang merupakan neurotransmitter adalah salah satu zat kimia tubuh yang berperan untuk mengendalikan emosi dan suasana hati.Â
Apa yang terjadi apabila reseptor serotonin diblok?
Serotonin terbentuk oleh proses biokimia dengan menggabungkan berbagai bahan seperti asam amino, Â bertugas untuk membawa pesan antarsel saraf pada otak.Â
Serotonin dikenal dengan fungsinya dalam mengatur suasana hati, membantu mengatur perasaan cemas sekaligus bahagia.Â
Bila kadar serotonin rendah, umumnya akan perasaan cemas, mood berkurang bahkan sampai depresi. Bila kadarnya normal dan stabil, akan menghasilkan perasaan yang bahagia.Â
Selain mengatur suasana hati, serotonin juga mengatur fungsi dan gerakan usus serta mengendalikan nafsu makan.
Cyproheptadine sebagai obat anti alergi yang memiliki mekanisme blokade reseptor serotonin, tentunya akan memengaruhi kadar serotoin galam tubuh kita, sehingga akan memengaruhi juga dalam perubahan suasana hati dan nafsu makan.Â
Yang akan terjadi ketika minum Cyproheptadine adalah timbul perasaan cemas, mood berkurang sampai depresi dan juga meningkatnya nafsu makan.Â
Dalam praktiknya, Cyproheptadine sering digunakan secara off label sebagai terapi pada pengobatan sindrom serotonin, yaitu suatu kondisi tinggi nya kadar serotonin dalam tubuh.Â
Sindrom serotonin memiliki gejala seperti gemetar, diare, sakit kepala, linglung, merinding dan pupil mata melebar dalam kasus yang lebih berat bisa mengakibatkan otot berkedut dan menjadi kaku, demam tinggi, denyut jantung meningkat dan tidak teratur, tekanan darah tinggi, kejang serta apabila tidak segera ditangani akan menyebabkan kehilangan kesadaran dan kematian. Selain itu, Cyproheptadine juga sering diresepkan untuk mengatasi kekurangan nafsu makan.Â
Cyproheptadine memang anti alergi yang "unik", di saat anti alergi yang lain hanya memblok reseptor histamin-1, obat ini bekerja juga dengan cara blokade reseptor serononin sekaligus memengaruhi suasana hati dan juga meningkatkan nafsu makan.Â
Jadi, apabila pembaca sekalian sedang mengonsumi obat ini dan terjadi penurunan mood, cemas dan jadi banyak makan, bisa jadi itu efek samping dari Cyproheptadine.Â
Dengan segala keunikannya, obat adalah obat, komoditas racun yang memerlukan "pawang" dalam penggunaannya.Â
Maka dari itu, "wajib" hukumnya berkonsultasi terlebih dahulu sebelum mengonsumsi obat, tanyakan kepada apoteker atau dokter mengenai penggunaan, indikasi, efek samping serta keamanan dari obat yang akan dikonsumsi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H