Mohon tunggu...
Rio Seto Yudoyono
Rio Seto Yudoyono Mohon Tunggu... -

Idenya sering aneh terkesan ngawur dan melawan arus. Visioner bukan, peramal jauh; tulisannya terkadang menyimpang dari pakem, senangnya "menganggu" orang ikut 'mikir, mencari jawaban atas tantangan yang dihadapi sekarang dan masa datang...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Teknologi Saku 5: Monitor Saku?

22 November 2009   13:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:14 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Posting lalu membedah upaya keras produsen untuk bisa memasukkan keyboard ke dalam saku, dan kalau tidak bisa, cukup menempel di celana saja atau baju... Layar monitor tak mau kalah; sedemikian kecilnya hingga kita tidak tahu untuk apa. Interaksi terjadi bolak-balik antara produsen dan kita sebagai pemakai; kehadiran sebuah produk baru diharapkan menumbuhkan kreativitas dapat menciptakan berbagai produk yang belum terpikirkan sekarang. Mau dijadikan kamera super miniatur yang bisa menelusur di berbagai bagian dalam tubuh manusia sambil merekam foto? Bisa. Wow. Atau, monitor dijadikan susuk ditanam di bawah permukaan kulit? Untuk membuat catatan kecil atau jadi layar telepon seluler di lengan? Bisa. Atau monitor diproyeksikan ke kaca mata (dan kaca depan mobil)? Bisa, dan yang lebih ekstrim lagi, menjadi bagian dari lensa kontak! Benar? Benar, dan kalau sudah begini semua itu mungkin, ya. Yes, nothing is impossible. Produk IT seperti komputer, telepon genggam, kamera ... nantinya seperti pakaian alias fesyen. Tinggal pakai. Hands free! Wireless! Wow. Kita jadi wireless? Pakaian bisa terhubung ke internet? Wah, asyik juga. Nantilah kita lihat. Bersiaplah berpikir dari sekarang bagaimana bisa mengambil keuntungan/manfaat sebesar-besarnya kalau produk itu ada nanti. Sementara kita bedah layar monitor untuk membaca teks dulu. Produk ini segera diluncurkan tahun depan ke pasar dunia, termasuk Indonesia, tentunya. Beberapa istilah dipakai bagi produk IT ini, e-paper atau e-reader. Ada yang warna ada yang belum. Tidak mengapa. Kapasitas muat informasi e-reader bervariasi, sekitar 10.000 - 20.000 halaman, bahkan lebih. Berapa buku itu, ya? Anak-anak siswa dan mahasiswa beruntung, lebih cepat pintar karena gurunya ada dua, yang di depan kelas dan di dalam e-reader, kalau dilengkapi suara. Mudah melengkapi e-reader dengan suara, animasi, dan video. Bisa ditulisi? Tentu, satu produsen sudah mendahului (lihat gambar, kanan). Ada warna, bisa ditulisi. Belum ada nama, tetapi nama e-reader tentunya tidak cocok. Mungkin e-RW-er (bace 'ewer-ewer', reader and writer)? Seperti di harddisk atau CD itu, ya. Itulah hebatnya kemajuan miniaturisasi transistor, satu komponen kecil elektronika, yang sanggup dibuat lebih kecil dari ukuran bakteri(!). Komponen ini andalan semua produk IT yang kita saksikan sekarang dan yang akan datang. Kalau harga sudah terjangkau, anak-anak generasi berikutnya tentu tidak perlu lagi menggendong ransel yang berat itu, sarat dengan buku pelajaran dan buku tulis untuk mencatat.  Semogalah cepat terwujud... rioseto’s blog (id i-tech blogger99)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun