Mohon tunggu...
Rio Seto Yudoyono
Rio Seto Yudoyono Mohon Tunggu... -

Idenya sering aneh terkesan ngawur dan melawan arus. Visioner bukan, peramal jauh; tulisannya terkadang menyimpang dari pakem, senangnya "menganggu" orang ikut 'mikir, mencari jawaban atas tantangan yang dihadapi sekarang dan masa datang...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Protokol Lalulintas Informasi di Internet

29 Oktober 2009   05:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:30 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengirim surat urusannya mudah; surat dilipat, masukkan ke amplop, tutup rapat, beri alamat dan kode pos, tempel perangko, antarkan ke kantor pos. Selesai (bayar dulu). Bagaimana bisa sampai ke si alamat, itu urusan  kantor pos. Mengirim informasi melalui internet mirip meski tidak sesederhana surat. Berkas yang hendak dikirim ditangani "kantor pos", yang menerapkan  tata cara kirim dan terima berkas di komputer. Tata cara ini disebut protokol, yang mengatur berkas supaya sampai dalam waktu secepat-cepatnya. Ada  2 jenis protokol, protokol pengendali transmisi dan protokol internet sendiri. Keduanya membentuk kesatuan, Transmission Control Protocol/Internet Protocol disingkat TCP/IP. Kecepatan pengiriman ditentukan oleh 2 hal, besar berkas dan kapasitas saluran atau jalan. Berkas yang besar tidak mungkin melewati saluran atau jalan kecil. Karenanya, muatan harus dipotong dulu atas serpihan-serpihan kecil, disebut paket data. (Contoh paket data "merah", "kuning", "hijau" pada gambar di atas.) Paket data lebih mudah (dan gesit) melewati lorong-lorong “tikus”. Bagian “IP” dari pasangan TCPI/IP bertugas menulisi alamat tujuan di paket data, sedang “TCP” memberi nomor urut , biar tidak nyasar dan juga mudah dalam penyusunnya kembali nanti. Paket data siap disebar, berpencar memasuki semua lorong sempit yang lowong berlomba mencapai tujuan. Dalam perjalanannya, paket data akan menemui banyak persimpangan jalan. Lihat gambar. Bingung, tidak tahu dan tidak bisa menentukan lintasan mana selanjutnya yang harus ditempuh. Komputer di sini bertindak sebagai router yang mengarahkan paket data menempuh lintasan tertentu setelah menerima sinyal “hijau” dari router berikutnya. Router sangat sibuk karena harus mengatur lintasan yang dipakai beramai-ramai oleh paket data lain. Kalau penuh, ya harus cari lintasan lain. Lintasan paket selalu berubah. Begitulah pengiriman dilaksanakan secara estafet (berantai) hingga semua paket data sampai di komputer tujuan. Sebagian paket mungkin sudah tiba lebih dulu. Protokol TCIP/IP  di komputer tujuan bertugas menyusun paket data dan mengembalikannya menjadi informasi utuh seperti semula. Paket data di”absen”, dan horee.. paket semua hadir lengkap, tidak ada yang hilang. Paket disambung kembali dan jadilah informasi. Hebatnya, proses pengiriman ini tuntas hanya dalam orde per ribu detik saja! (Padahal dikirim dari ujung dunia sana.) Sebagai pengetahuan tambahan lalulintas internet, kita akan melakukan ekpserimen kecil-kecilan  mengetahui seberapa sibuk lalu lintas internet itu. Hasil yang didapat menurut “Internet Traffic Report” adalah seperti gambar di samping. Indeks angka tinggi berarti kecepatan (keandalan, kesibukan) internet tinggi. Menarik, mengapa benua Asia 'kok rendah, ya. Satu contoh lagi, di bawah, memperlihatkan saluran interkoneksi yang dipakai menghubungkan “VisualRoute” di Amerika dengan misalnya “Kompas” di Indonesia.

Belum puas bereksperimen? Coba gunakan kata kunci "traceroute" di browser untuk melihat dan mencoba program terkait lalu lintas internet. Selamat mencoba! :D i-tech-blogger99 rioseto's blog

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun