Akhir-akhir ini berita tentang para mahasiswa yang sedang berdemo akibat naiknya UKT Â sering kita temui. Kenaikan UKT disalah satu kampus bahkan ada yang sampai lebih dari 4 kali lipat.
Pendidikan tinggi sering dianggap sebagai kunci kesuksesan. Namun, seiring dengan terus melonjaknya biaya kuliah setiap tahun, semakin banyak orang yang mulai meragukan apakah kuliah benar-benar merupakan investasi masa depan yang menguntungkan atau malah menjadi beban finansial yang berat.
Di tengah situasi ekonomi yang sangat fluktuasi dan meningkatnya jumlah lulusan S1 yang belum mendapatkan pekerjaan, penting untuk mengevaluasi apakah gelar dari perguruan tinggi Indonesia masih memberikan nilai yang sepadan dengan biayanya.
Pendidikan tinggi menawarkan berbagai keuntungan yang dapat menjadikannya investasi yang berharga. Di Indonesia, lulusan perguruan tinggi umumnya memiliki akses peluang karir yang lebih baik dan gaji yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang hanya memiliki pendidikan menengah.
Namun, di sisi lain biaya kuliah dan pendidikan di Indonesia yang terus meningkat dapat menyebabkan beban finansial yang signifikan sekaligus membuat mahasiswa dan keluarga kepikiran. Banyak mahasiswa dan orang tua harus mencari uang tambahan atau bahkan mengorbankan tabungan untuk membiayai pendidikan tinggi.
Sayangnya, tidak semua lulusan perguruan tinggi di Indonesia berhasil mendapatkan pekerjaan yang baik segera setelah lulus. Beberapa bidang studi mungkin tidak memberikan pengembalian investasi yang memadai, terutama jika lulusan bekerja di sektor dengan gaji rendah atau sulit mendapatkan pekerjaan sesuai bidang studinya.
Iya, hal tersebut tentunya sudah sering kita dapati di lingkungan sekitar. Terkadang hal tersebutlah yang sering menjadi pertanyaan apakah biaya kuliah yang tinggi benar-benar sebanding dengan manfaatnya.
Kita tau juga bahwa perguruan tinggi di Indonesia membekali mahasiswa dengan keterampilan dan pengetahuan yang terkadang relevan dengan dunia kerja. Kemampuan analitis, pemecahan masalah, komunikasi, dan kepemimpinan yang dipelajari selama kuliah sangat dihargai oleh pemberi kerja, membuat lulusan lebih siap menghadapi tantangan profesional.
Tapi apakah itu semua cukup? Jika biaya yang dikeluarkan sudah banyak, tetapi tidak ada tempat untuk menampung mereka di dunia kerja, sepertinya semua sia-sia. Mungkin sebagaian orang memiliki pendapat bahwa mahasiswa setelah lulus tidak harus mencari kerja, dalam artian membuka usaha sendiri.
Dari sekian banyak mahasiswa mungkin ada yang setelah lulus membuka usaha milikinya sendiri, sebagian dari mereka ada yang terwujud sebagian lagi ada yang tidak terwujud. Dari berbagai faktor ketidak terwujudnya usaha mungkin karena modalnya sudah habis untuk biaya kuliah.
Kita tau juga, biaya tambahan seperti buku, transportasi, dan biaya hidup di kota besar semakin menambah beban finansial. Beban ini bisa mengakibatkan tekanan keuangan yang berkepanjangan dan mengurangi kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan lain atau menabung untuk masa depan.
Untuk memaksimalkan manfaat dari pendidikan tinggi, penting bagi calon mahasiswa untuk melakukan riset mendalam dan mempertimbangkan semua pilihan yang ada.
Memilih bidang studi yang memiliki prospek pekerjaan yang baik, mencari beasiswa dan bantuan finansial, serta mempertimbangkan alternatif pendidikan dapat membantu mengurangi risiko dan memastikan bahwa pendidikan tinggi benar-benar menjadi investasi yang menguntungkan.
Masa depan cerah membutuhkan investasi dalam pendidikan, namun untuk beberapa orang, biaya kuliah yang tinggi bisa menjadi hambatan yang sulit diatasi.
Kuliah adalah investasi yang serius, tapi terkadang kamu merasa seperti bermain game Sim City, di mana uangmu selalu habis untuk membangun kampus baru.Â
Pendidikan seharusnya membuka pintu kesempatan, bukan menambah beban finansial yang terlihat tidak masuk akal. Pendidikan tinggi seharusnya menjadi tangga menuju kesuksesan, bukan menuju kegelisahan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI