Mohon tunggu...
Nova Rio Redondo
Nova Rio Redondo Mohon Tunggu... Mahasiswa - #Nomine Best Student Kompasiana Award 2022

Mahasiswa Teknologi Informasi UIN Walisongo Semarang. Personal Blog: novariout.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Memahami Rasa Sakit dari Karakter Villain Itu Perlu

11 Mei 2024   18:54 Diperbarui: 12 Mei 2024   12:48 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Joker Villain Wallpaper | wallpapers.com

Karakter villain sering digambarkan sebagai tokoh yang harus dikalahkan oleh pahlawan dalam sebuah cerita. Namun, di balik tindakan kejahatan yang dilakukannya, terkadang tersembunyi rasa sakit yang mendalam yang membuatnya menjadi seperti itu.

Dulu saat saya masih anak-anak saya suka menonton beberapa film super hero. Saya merasa senang saat pahlawan berhasil mengalahkan musuhnya (villain) atau setidaknya dapat memojokannya.

Pada saat itu saya tidak peduli mengapa karakter villain dapat berubah menjadi jahat, yang saya lihat hanyalah murni kejahatannya saja tanpa melihat kabaikan atau usaha di masa lalu dari karakter villain tersebut.

Namun seiring berjalannya waktu, pandangan saya terhadap karakter villain mulai berubah. Bahkan terkadang saya merasa lebih mengagumi karakter villain dari pada karakter pahlawan dalam film.

Dengan memahami masa lalu, rasa sakit, dan ambisi dari karakter villain, terkadang membuat saya sedikit kasihan dan membuat rasa benci saya terhadap karakter villain menjadi berkurang, bahkan terkadang saya merasa setuju dengan apa yang dikatakan villain tentang rasa sakit dan sebagainya.

Terkadang, saat saya memahami motif kejahatan karakter villain, saya merasa ada benarnya juga. Walaupun caranya bisa dibilang cukup ekstrim dan bertolak belakang dengan nilai kemanusiaan.

Kata-kata "Orang jahat dulunya adalah orang baik yang tersakiti" itu memang benar jika dilihat dari banyak sekali karakter villain di cerita dan film. Walaupun begitu, sebisa mungkin manusia harus tetap menjadi manusia yang baik meskipun dulu pernah disakiti.

Karkter villain seperti Joker, Pain (Nagato), Madara Uchiha, Thanos, Light Yagami, Loki, Doctor Octopus, dan yang lain, pasti memiliki sedikit kebaikan dihatinya (tidak sepenuhnya jahat). Bahkan terkadang mereka memiliki tujuan yang baik walaupun caranya kurang baik.

Daripada hanya melihatnya sebagai musuh yang harus dilawan, pemahaman tentang karakter villain bisa membuka ruang untuk merenungkan tentang kompleksitas kehidupan dan motif di balik tindakan seseorang.

Meskipun penting untuk memahami rasa sakit karakter villain, hal ini tidak berarti bahwa tindakan kejahatan yang dilakukannya menjadi sah atau benar. Karakter villain tetap harus bertanggung jawab atas tindakannya dan menerima konsekuensi dari perbuatannya.

Karakter pahlawan dan penjahat sebenarnya tidak terlalu berbeda, mereka hanya bertindak sesuai perinsipnya masing-masing. Pain akatsuki pernah berkata kepada Naruto;

"Kita tidak berbeda satu sama lain, kita bertindak berdasarkan perinsip keadilan kita masing-masing. Kau berjuang dengan perinsipmu, aku berjuang untuk perinsipku. Kalau kau tidak merasakannya sendiri, maka kau tidak akan tahu dan mengerti bagaimana rasanya.Walaupun kau bisa memahami tapi bukan berarti kau setuju." (Pain)

Pain Akatsuki (villain) | cbr.com
Pain Akatsuki (villain) | cbr.com
Pahlawan membuat kita memiliki harapan sedangkan penjahat membuat kita melihat sisi sebenarnya dari dunia dan sifat manusia. terkadang pahlawan dan penjahat sama-sama tersakiti, tapi pahlawan ingin orang lain tidak merasakannya, sedangkan penjahat ingin orang lain juga merasakannya.

Semua manusia pasti sudah memahami bagaimana mengerikannya peperangan, tetapi bukan berarti lawan akan setuju untuk berdamai. Mereka mempunyai kesadaran yang sama tapi memiliki perinsip yang berbeda.

Bahkan menurut Nagato, penderitaan yang sama sekalipun belum tentu mimiliki sikap yang sama dalam menemukan keadilan. Karena kita adalah manusia.

Dalam dunia nyata, kita juga bisa belajar dari villain. Terkadang, orang yang melakukan tindakan kejahatan atau kesalahan besar punya latar belakang yang kompleks dan penuh dengan rasa sakit.

Meskipun tidak berarti tindakan mereka bisa diampuni dengan mudah, pemahaman terhadap latar belakang dan motif mereka bisa membantu kita untuk lebih bijaksana dalam menanggapi dan merespons tindakan mereka.

Bahkan Dr. Otto Octavius (villain Spiderman) meninggal dalam keadaan baik "Rasa sakitku adalah beban yang terus kutanggung, seperti lengan-logam yang menopangku. Aku merindukan kehidupan yang dulu, tanpa kesedihan dan kekecewaan".

Dalam kegelapan rasa sakit, terdapat cahaya harapan yang selalu menyala. Rasa sakit adalah bagian dari perjalanan hidup. Tanpa melaluinya, kita tidak akan pernah mengerti arti sejati dari keadilan.

Sebagai manusia pasti tidak lepas dengan rasa sakit, rasa sakit memang menjadi sebuah pembelajaran yang sangat luar biasa, tapi bukan berarti kita dapat dengan bebas menyakiti seseorang.

Ada kekuatan luar biasa dalam kesedihan dan pengkhianatan. Itulah yang membuat seseorang bisa berubah menjadi monster yang menakutkan, tugas kita adalah mengendalikan moster itu dengan sebaik mungkin.

Saat saya mencoba memahami villain terkadang rasa benci saya sedikit berkurang. Apakah kalian juga begitu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun