Mohon tunggu...
Nova Rio Redondo
Nova Rio Redondo Mohon Tunggu... Mahasiswa - #Nomine Best Student Kompasiana Award 2022

Mahasiswa Teknologi Informasi UIN Walisongo Semarang. Personal Blog: novariout.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengenal Seiza, Sikap Duduk Tegak dalam Budaya Jepang

14 Juni 2023   20:30 Diperbarui: 14 Juni 2023   20:34 1336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustration: Seiza Sitting | soranews24.com

Bagi sebagian orang pasti sudah pernah melihat budaya duduk jepang yang tegak dengan posisi lutut rapat dan menyentuh lantai dengan pergelangan kaki ditekuk kearah belakang, kurang lebih begitu.

Posisi duduk semacam itu di Jepang biasa disebut dengan nama seiza. Sikap duduk ini sering digunakan dalam berbagai situasi di Jepang, termasuk meditasi, upacara budaya, dan acara formal.

Posisi ini membutuhkan fleksibilitas dan kekuatan di kaki dan pergelangan kaki, posisi duduk tersebut sering dilakukan di sebuah lantai matras tradisional Jepang, atau sebutannya adalah tatami.

Menurut wikipedia, seiza ( atau , artinya "duduk sejati") adalah cara duduk tradisional nan formal di Jepang. Untuk duduk dalam gaya seiza, seseorang mula-mula harus berlutut di lantai, kemudian melipat lutut di bawah paha, sambil menempatkan pantat di atas tumit.

Dalam konteks budaya tradisional Jepang. Postur duduk tegak dianggap penting untuk menunjukkan sopan santun, disiplin, dan penghargaan terhadap lingkungan sekitar.

Duduk tegak juga umum dalam upacara teh Jepang dan meditasi. Dalam kedua praktik ini, postur tegak memainkan peran penting dalam mencapai ketenangan pikiran dan fokus yang diperlukan.

Practice Seiza Sitting | youtube.com - Seiza with Hironori Ohtsuka (empty mind films)
Practice Seiza Sitting | youtube.com - Seiza with Hironori Ohtsuka (empty mind films)

Jika dilihat dari sudut pandang kesehatan, duduk dalam posisi Seiza dapat membantu memperbaiki postur tubuh, meningkatkan keseimbangan, memperkuat otot inti, dan meningkatkan fleksibilitas di area panggul, lutut, dan pergelangan kaki. 

Usut punya usut Seiza diyakini berasal dari praktik duduk di Tiongkok pada zaman kuno. Gaya duduk serupa dengan lutut ditekuk dan kaki ditekuk ke belakang juga ditemukan dalam seni dan budaya Tiongkok. 

Gaya duduk ini kemudian diperkenalkan ke Jepang dan diadopsi sebagai bagian dari tata krama dan etiket Jepang.

Seiza semakin diterima secara luas dan menjadi bagian penting dari budaya Jepang selama zaman Edo. Selama periode ini, seiza menjadi sikap duduk yang umum di kalangan masyarakat Jepang, dan penggunaannya meluas ke berbagai situasi.

Namun untuk saat ini di perkotaan yang sibuk, kursi dan sofa lebih umum digunakan dalam kegiatan duduk sehari-hari. Gaya hidup modern Jepang cenderung lebih fleksibel. Namun, seiza tetap dihargai dalam beberapa konteks budaya.

Secara umum, gaya hidup dan kebiasaan duduk di Jepang sekarang ini lebih didasarkan pada kepraktisan dan kenyamanan individu serta kebiasaan lokal yang ada di masyarakat Jepang.

Seiza adalah posisi duduk yang membutuhkan waktu untuk beradaptasi. Orang yang tidak terbiasa dengan posisi ini mungkin merasa tidak nyaman pada awalnya. Namun, dengan latihan dan waktu, tubuh dapat beradaptasi dengan posisi Seiza.

Untuk meningkatkan kenyamanan, beberapa orang menggunakan bantal kecil atau seutas kain di bawah pantat saat duduk dalam posisi Seiza. 

Seiza tidak harus dipraktikkan jika menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan yang berlebihan. Setiap orang memiliki kenyamanan dan batasan fisik yang berbeda. Jika ingin mencoba jangan terlalu gegabah dan berhati-hatilah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun