Perasaan kebingunngan antara mengerjakan tugas yang sebentar lagi kelewat deadline atau belajar untuk mempersiapkan UAS mungkin sudah sangat sering terjadi dikalangan mahasiswa.
Saya bisa merasakan betapa bingungnya seorang mahasiswa ketika dihadapkan pada situasi yang sulit seperti ini. Karena hampir disetiap semester saya juga merasakannya, apalagi saat ini saya sudah tergolong mahasiswa semester akhir, dimana kebanyakan tugasnya adalah sebuah proyek.
Pikiran yang penuh dengan pertanyaan dan kekhawatiran mungkin terus menghantui, seperti "Bagaimana aku akan menyelesaikan semua ini?" atau "Apakah aku akan memiliki cukup waktu untuk belajar dengan baik?" Rasanya seperti ada beban besar yang diletakkan di pundak setiap orang yang merasakannya.
Perasaan yang melingkupi mereka adalah seperti labirin emosi yang rumit dan membingungkan. Rasa bingung begitu nyata dan terus muncul di dalam pikiran mereka, membuat hati mereka terasa terjepit dan terbatas dengan pikiran tersebut.
Pikiran mereka dipenuhi dengan keraguan dan kegelisahan, seolah-olah berperang melawan perasaan takut dan kekhawatiran yang terus menerus. Mereka mungkin merasa kehilangan arah, tidak tahu bagaimana menyelesaikan semua tugas dalam waktu yang terbatas.
Terkadang setiap keputusan yang diambil terasa berat dan membawa ketidakpastian, karena mereka merasa tidak ada jalan keluar yang jelas.
Belum lagi jika mahasiswa mempunyai masalah lain diluar dari kesibukan tersebut, bekerja paruh waktu misalnya. Mahasiswa mungkin merasa kehabisan energi karena beban kerja yang berat dan tekanan yang terus-menerus.
Dengan beban tambahan pasti seorang mahasiswa akan tambah kewelahan. Perasaan kebingungan yang dialami mahasiswa dalam situasi seperti ini adalah perasaan yang kuat dan kompleks.Â
Mungkin terdapat beberapa cara yang bisa dicoba untuk meringankan beban mahasiswa yang kebingungan antara mengerjakan tugas yang hampir deadline atau belajar untuk UAS. Berikut merupakan cara yang bisa dicoba:
1. Menimbang Prioritas
Meengevaluasi urgensi masing-masing tugas. Tugas yang memiliki dampak langsung pada nilai atau penting untuk sebuah kelulusa dapat diberi prioritas lebih tinggi.
Jangan lupa meninjau tingkat kesulitan dan kompleksitas tugas. Tugas yang membutuhkan waktu dan usaha lebih banyak mungkin perlu diperhatikan lebih awal.
Pikirkan juga tentang dampak jangka panjang dari setiap tugas. Apakah tugas tersebut berhubungan langsung dengan materi UAS atau memiliki bobot yang signifikan dalam penilaian akhir.
2. Manfaatkan Waktu Luang Sebaik Mungkin
Menggunakan waktu luang untuk belajar UAS, mendengarkan materi, atau menyicil tugas sangatlah bermanfaat dan membantu menyerap ilmu sekaligus mengefisiensikan waktu.
Manfaatkan teknologi seperti smartphone, tablet, atau laptop  untuk mengakses materi pembelajaran yang ada secara digital. Pastikan juga kuota tersedia dengan cukup.
Dengan memanfaatkan waktu luang dengan efektif, mahasiswa dapat memaksimalkan waktu belajar secara keseluruhan dan tetap produktif meskipun sedang menghadapi tugas yang deadline-nya mepet.
3. Selalu Jaga Keseimbangan dan Kesehatan Tubuh
Mengerjakan tugas sampai larut malam jika memang sudah mepet dengan deadline sesekali boleh-boleh saja. Tapi jangan lupakan bahwa kita juga manusia yang butuh energi dan istirahat.
Luangkan sedikit waktu untuk berolahraga atau melakukan aktivitas fisik yang paling digemari. Olahraga membantu melepaskan endorfin, meningkatkan mood, dan meningkatkan konsentrasi.
Belajar teknik manajemen stres seperti pernapasan dalam atau meditasi. Kemudia praktekkan teknik ini saat merasa tegang atau cemas untuk membantu meredakan stres.
4. Membuat Jadwal atau Planning
Cara ini mungkin hanya bisa dilakukan oleh mahasiswa "pro" tapi jika ingin mencoba dan diterapkan tidak ada salahnya juga. Pastikan juga jadwal dibuat dengan rinci.
Selama sesi belajar, pisahkan waktu untuk fokus pada tugas yang deadline-nya mendekati dan waktu untuk belajar UAS. Selain itu, jangan lupa tetapkan prioritas dan lakukan tugas yang paling mendesak terlebih dahulu.
Dalam membuat jadwal sesuaikan juga dengan jam perkuliahan dan jangan sampai meninggalkan kewajiban-kewajiban yang lainnya.
5. Minta Bantuan Kepada Teman
Cara ini selalu efektif untuk dilakukan. Jika anda tidak punya teman, bisa meminta bantuan dari dosen atau  pembimbing jika mengalami kesulitan dalam memahami materi atau mengerjakan tugas tertentu.Â
Jika anda memiliki teman dekat atau sekarang ini biasa disebut bestie, itu akan terasa lebih mudah dan cepat. Jadi teringat kata-kata Ralph Waldo Emerson.
"Teman sejati adalah cahaya di dalam kegelapan, sahabat yang bersama kita dalam setiap langkah hidup." - Ralph Waldo EmersonÂ
Teman adalah harta karun yang dapat kita temukan dalam kehidupan ini. Mereka mencerahkan hari-hari kita dengan kehadiran, dukungan, dan canda tawa. Terima kasih teman-teman
Untuk lebih memuluskan suatu cara atau rencana jangan lupa untuk melibatkan Tuhan dalam setiap doa. Jangan lupakan juga jasa kedua orang tua dan kerabat terdekat kita.
Kembali lagi keawal, saya sangat memahami betapa beratnya perasaan ini dan betapa membingungkannya situasi yang dihadapi mahasiswa menjelang akhir semester.
Semoga terus kuat dan semangat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H