Mohon tunggu...
Nova Rio Redondo
Nova Rio Redondo Mohon Tunggu... Mahasiswa - #Nomine Best Student Kompasiana Award 2022

Mahasiswa Teknologi Informasi UIN Walisongo Semarang. Personal Blog: novariout.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengurai Perbedaan Kemampuan Empati dan Telepati

30 Mei 2023   06:34 Diperbarui: 30 Mei 2023   07:58 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dean Radin | originsofconsciousness.com

Dalam dunia yang penuh dengan kompleksitas hubungan sosial, manusia telah lama mempelajari dan mencoba memahami kemampuan mereka untuk berinteraksi dengan sesama. Terdapat dua kemampuan yang terus memikat imajinasi kita yaitu empati dan telepati. 

Empati merupakan kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain, membawa kita pada perjalanan yang mendalam ke dalam perspektif orang lain. Sebaliknya, telepati, fenomena yang menghadirkan kemungkinan komunikasi langsung antara pikiran dan kesadaran, melampaui batasan konvensional komunikasi verbal.

Keduanya membawa kita melampaui batas-batas komunikasi konvensional, mendorong kita untuk menjelajahi potensi yang belum terungkap dari alam pikiran dan perasaan manusia.

Empati, sebagai kemampuan yang hampir setiap orang miliki, melibatkan kepekaan terhadap perasaan dan emosi orang lain. Saat kita berempati, kita dapat merasakan kegembiraan, kesedihan, rasa sakit, atau kecemasan yang mereka alami, meskipun mungkin dengan tingkat yang berbeda.

Sedangkan telepati merupakan kemampuan yang menjadi objek minat dan keingintahuan manusia. Telepati melibatkan kemungkinan komunikasi atau transfer pikiran dan informasi secara langsung antara individu, tanpa memerlukan kata-kata atau bahasa verbal sebagai perantara. 

Dalam memahami perbedaan antara empati dan telepati, kita perlu mengakui bahwa empati merupakan kemampuan yang nyata dan luas dimiliki oleh banyak orang, sementara telepati masih dianggap sebagai kemampuan yang belum terbukti secara ilmiah.

Secara sederhananya, empati adalah kemampuan manusia untuk membaca perasaan orang lain, sedangkan telepati adalah kemampuan seorang membaca pikiran orang lain.

Emotional Intelligance (Book) Daniel Goleman |danielgoleman.info
Emotional Intelligance (Book) Daniel Goleman |danielgoleman.info

Daniel Goleman, seorang psikolog terkenal yang dikenal karena bukunya yang berjudul "Emotional Intelligence", telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam pemahaman tentang empati.

Goleman menggambarkan empati sebagai kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain, serta memiliki kemampuan untuk berempati dengan pengalaman mereka.  Ia menganggap empati sebagai bagian integral dari kecerdasan emosional, yang melibatkan kemampuan untuk mengenali, mengelola, dan menggunakan emosi secara efektif. 

Menurut Goleman, ada tiga komponen utama dalam empati. Berikut ketiganya:

  • Pertama, ada empati kognitif, yang melibatkan kemampuan untuk memahami dan mengenali perasaan orang lain. Hal Ini melibatkan kemampuan untuk membaca ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan tanda-tanda nonverbal lainnya.
  • Kedua, terdapat empati emosional, yang melibatkan kemampuan untuk merasakan emosi orang lain. Dalam hal ini, individu dapat menangkap dan merespons perasaan orang lain secara langsung.
  • Ketiga, Goleman juga mengakui empati responsif, yang melibatkan kecenderungan untuk merespons dengan empati terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain. mencakup kemampuan untuk menunjukkan perhatian, simpati, dan kepedulian dalam berinteraksi.

 Goleman juga menekankan pentingnya latihan dan pengembangan empati.

Dean Radin | originsofconsciousness.com
Dean Radin | originsofconsciousness.com

Sedangkan untuk kemampuan telepati, terdapat ilmuwan yang bernama Dean Radin. Dean Radin adalah seorang ilmuwan dan peneliti yang tertarik pada bidang parapsikologi dan fisika kuantum. Salah satu area penelitiannya melibatkan eksplorasi fenomena telepati.

Penelitiannya mencakup eksperimen laboratorium yang dirancang untuk menguji kemampuan telepati pada berbagai situasi dan skenario. Radin juga melakukan penelitian tentang pengaruh meditasi dalam meningkatkan kemampuan telepati. 

Salah satu contoh penelitian yang dilakukan oleh Radin adalah eksperimen pengaruh pikiran pada keputusan koin. Dalam eksperimen ini, partisipan diminta untuk memprediksi hasil pelemparan koin dengan menggunakan kemampuan telepati. 

Hasil penelitian menunjukkan ada indikasi bahwa partisipan memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi daripada prediksi acak yang diharapkan. Namun hasilnya masih belum terlalu kuat.

Sebagai Informasi, bahwa mayoritas komunitas ilmiah masih skeptis dan tidak ada bukti ilmiah yang kuat yang mendukung keberadaan atau mekanisme telepati. Oleh karena itu, penelitian yang menghubungkan secara langsung antara empati dan telepati masih terbatas dan lebih banyak berfokus pada pemahaman dan eksplorasi empati.

Meskipun keduanya melibatkan kemampuan untuk merasakan dan memahami orang lain, perbedaan utama terletak pada mekanisme dan jenis komunikasi yang terlibat. Telepati melibatkan komunikasi langsung melalui transfer pikiran, sedangkan empati melibatkan pengamatan, pemahaman, dan resonansi emosional terhadap perasaan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun