Mohon tunggu...
Nova Rio Redondo
Nova Rio Redondo Mohon Tunggu... Mahasiswa - #Nomine Best Student Kompasiana Award 2022

Mahasiswa Teknologi Informasi UIN Walisongo Semarang. Personal Blog: novariout.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Self-reliance, Konsep Kemandirian dengan Keyakinan Diri Sendiri

23 Mei 2023   11:11 Diperbarui: 25 Mei 2023   02:32 3212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Self-reliance ilustration | irreverentgent.com

Self-reliance, atau jika diartikan menggunakan google translate yaitu kemandirian. Sepertinya self-reliance terdengar agak asing di telinga bagi beberapa orang.

Sebenarnya self-reliance adalah sebuah konsep yang mengajak kita untuk mengembangkan kekuatan internal, mengandalkan diri sendiri, dan memiliki keyakinan yang kuat dalam diri sendiri.

Kemampuan manusia untuk bertahan dalam kesendirian di segala situasi atau kondisi juga bisa disebut "self-reliance" atau "self-sufficiency" dalam bahasa Inggris.

Self-reliance mengacu pada kemampuan individu untuk bergantung pada diri sendiri, mengatasi kesulitan, dan memenuhi kebutuhan mereka tanpa bergantung secara terlalu besar pada orang lain.

Self-reliance atau kemandirian dengan keyakinan diri sendiri adalah sebuah konsep yang secara luas dipelajari dalam berbagai bidang kehidupan.

Konsep ini menekankan pentingnya individu untuk bergantung pada diri sendiri dalam menghadapi tantangan dan mencapai tujuan, tanpa terlalu bergantung pada orang lain.

Self-reliance juga melibatkan pengembangan keterampilan, pengetahuan, dan ketahanan emosional yang memungkinkan individu untuk mengandalkan diri sendiri dan merasa percaya diri dalam mengatasi situasi yang sulit.

Dengan demikian seseorang dapat mencapai potensi penuhnya, mengambil inisiatif, dan mengambil tanggung jawab atas kehidupan pribadinya.

Bagi yang belum tau, self-reliance juga melibatkan kemampuan untuk mengelola diri sendiri secara efektif, termasuk mengatur waktu, merawat kebutuhan fisik dan emosional sendiri, dan menjaga keseimbangan dalam hidup.

Ini melibatkan mengembangkan keterampilan mandiri yang diperlukan untuk menjalani kehidupan sehari-hari tanpa ketergantungan yang berlebihan pada orang lain.

Self-reliance (Ralph Waldo Emerson) | thequintessentialmind.com
Self-reliance (Ralph Waldo Emerson) | thequintessentialmind.com

Menurut Ralph Waldo Emerson seorang filsuf, penyair, dan penulis Amerika yang terkenal dengan esainya yang berjudul "Self-Reliance" pada tahun 1841.

Ia menekankan pentingnya kebebasan individu, kemandirian pikiran, dan kepercayaan pada diri sendiri sebagai elemen sentral dalam mencapai potensi tertinggi. 

Dalam esainya, Emerson mengajukan argumen yang kuat untuk pentingnya mengandalkan diri sendiri dan mengejar kebenaran pribadi, terlepas dari pengaruh dan norma-norma sosial. Ia menentang kepatuhan buta kepada otoritas eksternal dan menekankan pentingnya mendengarkan suara dalam diri kita sendiri.

Emerson mengajak pembaca untuk mempercayai intuisi pribadi dan mengejar aspirasi individual mereka dengan penuh semangat. Ia memandang setiap individu memiliki potensi yang unik dan menekankan bahwa kehidupan yang berarti dapat dicapai dengan menghormati keunikan dan kebebasan diri.

Pendapat lain juga dikemukakan oleh Jean-Jacques Rousseau, seorang filsuf dan penulis abad ke-18 yang terkenal, memiliki pandangan yang menarik tentang konsep self-reliance atau kemandirian diri. Rousseau mengemukakan gagasan bahwa masyarakat modern dan institusi sosial dapat membatasi kebebasan dan kemandirian individu.

Dalam bukunnya, "The Social Contract" (Kontrak Sosial), Rousseau mengkritik masyarakat yang didasarkan pada perbedaan sosial, ketidaksetaraan, dan kepemilikan pribadi.

Ia berpendapat bahwa individu secara alami dilahirkan bebas, tetapi menjadi terikat oleh tali-tali sosial dan konvensi yang menghalangi kemandirian mereka.

Dalam karyanya Rousseau juga menyoroti pentingnya ketergantungan sosial dalam hidup bermasyarakat. Baginya, kemandirian tidak sama dengan isolasi sosial.

Ia mengemukakan bahwa individu yang memiliki kemandirian yang kuat tetap masih membutuhkan hubungan sosial yang sehat dan saling mendukung untuk berkembang secara optimal.

Penting untuk digarisbawahi bahwa self-reliance tidak berarti mengisolasi diri dari interaksi sosial atau menolak bantuan orang lain ketika dibutuhkan. Self-reliance lebih tentang memiliki kemandirian yang sehat dan kemampuan untuk mengandalkan diri sendiri secara primer, sambil tetap terbuka untuk kerjasama dan dukungan dari orang lain. 

Karena mengisolasi diri juga bukan bentuk dari kemandirian dan hanya menghasilkan kesepian. Seperti kata Gaara dalam anime Naruto "Manusia tidak akan bisa menang dari rasa kesepian". 

Akhir kata, self-reliance adalah bahwa kemandirian diri memberikan kebebasan, integritas, dan keberanian untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai pribadi dan mengambil risiko dalam mengejar tujuan dan aspirasi kita sendiri. 

Konsep self-reliance ini masih relevan hingga saat ini, menginspirasi banyak orang untuk menjalani kehidupan yang autentik, menghormati keunikan diri maupun orang lain dan mengambil tanggung jawab penuh atas hidup mereka.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun