Pernahkan kalian berpikir bahwa esok hari yang kita lalui, atau sesuatu yang kita kerjakan nantinya akan berjalan dengan lancar?
Jika memang sesorang berpikiran bahwa hari yang dilalui akan lancar dan baik-baik saja, atau sebuah pekerjaan yang akan dikerjakaannya begitu lancar tanpa adanya suatu tekanan dan hambatan, bisa jadi jika seseorang tersebut mendapati suatu hal yang tidak baik-baik saja maka emosinya akan cepat berubah.
Hal itu dikarenakan pikirannya belum siap untuk menghadapi hal buruk tersebut, atau pikiran orang tersebut masih terlena akan kenyamaanan yang ia miliki.
Kita dapat mendefinisikan premeditatio malorum secara bermacam-macam namun tetap memiliki makn yang hampir sama.
Premeditatio malorum dalam wikipedia memiliki arti memvisualisasikan kejadian secara negatif (negative visualization), sedangkan dalam dailystoic.com "the premeditation of the evils and troubles that might lie ahead." Jika di bahasa Indonesiakan kurang lebih "perencanaan dari kejahatan dan masalah yang mungkin akan terjadi di waktu mendatang".
Dikutip dari qureta.com premeditatio malorum diawali dengan dikotomi kendali, dan diakhiri dengan kesimpulan "apa yang bisa saya lakukan untuk mengurangi dampak kejadian negatif ini jika memang terjadi?".Â
Mempunyai pikiran bahwa hal yang buruk nantinya akan menimpa diri kita tentunya merupakan salah satu hal yang baik, salain untuk meningkatkan perasaan waspada pada setiap hal yang akan dikerjakan, diri kita pastinya juga sudah siap apabila hal itu nantinya akan terjadi.
Selama seseorang mempunyai pikiran seperti itu, biasanya orang tersebut tidak terlalu berekspektasi besar kepada setiap hal yang dikerjakan oleh orang lain, bisa juga pada dirinya sendiri, kecuali orang itu benar-benar tekun, tanggung jawab, dan mempunyai niat yang kuat.
Jika sesorang berpikir hal buruk akan terjadi dan kejadian buruk yang dipikirkan oleh orang itu benar-benar terjadi, orang tersebut dapat dipastikan mampu mengatasi hal buruk itu dengan mental yang siap dan kepala yang dingin. Setidaknya kejadian tersebut menjadi lebih mudah untuk diatasi bagi orang yang sudah memikirkan hal buruk akan terjadi dari pada yang tidak memikirkannya.
Jika kejadian buruk yang dipikirkan tidak terjadi atau malah menjadi semakin baik, maka orang itu akan merasa senang, beruntung, dan bersyukur karena kejadian buruk yang sudah dipikirannya tidak benar-benar terjadi.
Premeditatio malorum merupakan rasa kekhawatiran yang perlu kita pikirkan, bukan yang tidak perlu kita pikirkan. Seseorang dapat mengatur premeditatio malorum dirinya sendiri karena hal tersebut merupakan kontrol dari penggunaan pikiran dirinya sendiri.Â
Untuk ingin mengetahui lebih banyak tentang premeditio malorum, mungkin untuk bacaan awala saya merekomendasikan untuk membaca buku yang berjudul filosofi teras karya Henry Manampiring.
Disaat kita menjalani hari-hari dengan pikiran yang baik-baik saja itu sebenarnya merupakan hal tidak baik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI