Mohon tunggu...
rionpapilon gultom
rionpapilon gultom Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - PELAJAR

saya senang atau hobi bermain volly, saya orang yang terbuka.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Psioanalisa Sigmun Frued

21 November 2022   21:14 Diperbarui: 21 November 2022   21:30 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sigmun Freud adalah tokoh ilmuwan dari london yang menggeluti minatnya pada bidang neurologi di sekolah kedokteran Universitas Wina. Lahir di Freiberg 6 mei 1856 dan meninggal di London 23 september 1939. Freud belajar dengan Joseph Breuer seorang psikiater di Wina dan Jean Charcoat psikiater Prancis tentang histeria dan metode hipnosis.

Psikoanalisa ini mengacu pada sesuatu prosedur untuk penelitian proses psikis yang hampir tidak sebelumnya dapat diakses untuk penelitian dalam ilmu pengetahuan. Psikoanalisa ini mengacu pada metode untuk mengobati penyakit jiwa dialami oleh penderita neurosis. Istilah untuk menandakan selesai keahlian psikologis diperoleh melalui strategi dan metode di atas

Tujuan hidup manusia termasuk mengejar kesempurnaan, kenikmatan, dan menghindari ketidaknyamanan. Menurut Freud, pada manusia ada 3 tingkat kesadaran:

Tak sadar, dimana terdapatnya insting, dorongan, impuls yang dibawa sejak lahir, dan pengalaman traumatik atau penderitaan yang tidak bisa terungkapkan dari jiwa manusia. Contohnya mimpi dan mengigau.

Pra sadar, pada tingkat ini manusia menyadari apa yang ia lakukan, akan tetapi ia mengalami ketidakfokusan. Contohnya melamun, sulit untuk mengungkapkan apa yang ada di pikiran kita dan baru sadar sudah berlalu (letologikal)

Sadar, dimana manusia dapat memikir, mempersepsikan, merasakan, dan memiliki ingatan dalam dirinya.

Manusia melakukan suatu tindakan atau perilakunya di dalam dirinya terdapat struktur

kepribadian, yang mana menurut freud ada tiga struktur

  • Id (komponen biologis), suatu dorongan yang ada pada diri setiap orang yang meliputi kegembiraan, kesenangan, melankolis, dll. Sedangkan dalam proses ini perilaku sosial yang dominan akan dibentuk oleh id.
  • Ego (komponen psikologis), motivasi yang memandu perilaku sosial seseorang. apakah dia akan bertindak sesuai dengan superego atau idnya.
  • Super ego (elemen sosial), komponen kontrol diri pribadi, menentukan apakah suatu aktivitas pantas atau tidak pantas, baik atau buruk, berdasarkan nilai dan konvensi lingkungan.

Menurut Freud, ada 2 macam insting dalam diri manusia :

  • Insting hidup (eros): Dorongan yang menjamin survival dan reproduksi, seperti lapar, haus, dan seks. Enerji yang dipakai oleh insting hidup ini disebut libido.
  • Insting mati/ thanatos :Sifatnya destruktif. Enerji yang dipakai oleh insting hidup ini disebut agresi.

Dorongan hidup dan mati dapat berinteraksi dan menyeimbangkan satu sama lain. Misalnya, makan melibatkan pemuasan keinginan yang merusak dan yang berhubungan dengan nafsu makan dengan menggigit, mengunyah, dan menelan makanan. tidak, baik/tidak, yang akan didasarkan pada prinsip dan norma lingkungan.

Dalam teori ini, ada perkembangan kepribadian (seksualitas) dalam diri manusia yang

disampaikan oleh freud

  • Fase Oral (0-3 tahun), awal dimana pokok dasar kepuasan seksual muncul.
  • Fase Anal (1-3 tahun), dimana terbentuknya kontrol diri/penguasaan diri.
  • Fase falis/phallic (6-7 tahun), adanya rasa kecemburuan dalam dirinya terhadap kepuasan seksual.
  • Fase latent (7-8 tahun 12-13 tahun), dimana kepribadian terbangun melalui kontak sosial, pembentukan super ego, mulai mudah mempelajari sesuatu.
  • Fase genital (8 tahun -- dewasa), perubahan tanda seksual, impuls seks mulai disalurkan.

Melindungi individu dari kecemasan yang berlebihan. Ada 3 tipe kecemasan:

Kecemasan realistik -> Rasa takut kepada bahaya yang nyata ada di dunia luar. Kecemasan ini menjadi asal muasal timbulnya kecemasan neurotik dan kecemasan moral. 

Kecemasan neurotik -> Rasa takut terhadap hukuman yang bakal diterimanya yang bersumber dari unsur yang lebih berkuasa darinya. Kecemasan moral -> Rasa takut karena melanggar standar nilai yang ada. Perbedaan kecemasan moral dan kecemasan neurotic adalah perbedaan prinsip yakni: tingkat kontrol ego. 

Pada  kecemasan moral orang tetap rasional dalam memikirkan masalahnya berkat enerji superego, sedangkan pada kecemasan neurotik orang dalam keadaan stres-terkadang panik sehingga mereka tidak dapat berpikir jelas dan enerji id menghambat penderita untuk membedakan antara khayalan dengan realitas.

Menurut Freud ada 9 mekanisme pertahanan yang dilakukan individu:

 Represi -> Menekan segala sesuatu (ide, insting, ingatan, fikiran yang dapat menimbulkan kecemasan keluar dari kesadaran

Pembentukan reaksi -> Tindakan defensif dengan cara mengganti impuls atau perasaan yang menimbulkan kecemasan dengan impuls atau perasaan lawan/kebalikannya dalam kesadaran, misalnya; benci diganti cinta, rasa bermusuhan diganti dengan ekspresi persahabatan

Proyeksi -> mekanisme mengubah kecemasan neurotik/moral menjadi kecemasan realistik, dengan cara melemparkan impuls-impuls internal yang mengancam dipindahkan ke obyek di luar, sehingga seola-olah ancaman itu terprojeksi dari obyek eksternal kepada diri orang itu sendiri.

Pemindahan reaksi (displacement) > Seseorang tidak bisa dapat melampiaskan perasaan tertentu terhadap orang lain krna hambatan dari superego, sehingga ia melampiaskan kepada orang ketiga.

Rasionalisasi > Dorongan yang sebenarnya dilarang oleh superego namun dicarikan pembenarannya sehingga tindakan itu seolah-olah dapat dibenarkan.

Supresi - >  Menekan sesuatu yang dianggap membahayakan ego ke dalam ketidaksadaran. Misalnya mensupresi Oedipoes Compleks atau Electra Compleks kedalam ketidaksadaran.

Sublimasi ->  Dorongan-dorongan yg tidak dibenarkan oleh superego namun tetap dilakukan juga dalam bentuk yg lebih sesuai dengan tuntutan masyarakat. Misalnya: pembunuhan dalam perang, memukul dalam olahraga tinju.

Kompensasi > Usaha menutupi kelemahan disalah satu bidang atau organ dengan membuat prestasi yang lebih tinggi di bagian bidang atau organ lain. Dengan demikian ego terhindar dari

ejekan atau menghilangkan rasa rendah diri.

Regresi > Menghindari kegagalan atau ancaman terhadap ego. Dimana individu berusaha memundurkan dirinya kembali ke taraf perkembangan yang lebih rendah, misalnya ia menjadi kekanak-kanakan kembali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun