Mohon tunggu...
Rio Nazar
Rio Nazar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Humaniora Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Tentang Black Mamba

21 Desember 2024   13:15 Diperbarui: 15 Desember 2024   22:45 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pendahuluan Penulis

Black mamba adalah salah satu ular paling terkenal di dunia, dikenal karena kecepatannya dan bisa yang mematikan. Meski menakutkan, hewan ini sebenarnya lebih memilih menghindar daripada menyerang. Puisi ini saya tulis untuk menggambarkan keindahan dan kekuatan Black mamba, serta mengingatkan kita untuk menghormati kehidupan liar tanpa rasa takut yang berlebihan.

Puisi: "Tarian Hitam Sang Legenda"

Di padang Afrika yang panas membara,

Black mamba meluncur tanpa suara.

Hitam legam tubuhnya mempesona,

Sang legenda yang tak pernah terpatahkan daya.

Ia melesat bagai bayangan malam,

Cepat dan tangkas, penuh keanggunan dalam.

Meski mematikan, ia tak sembarang menyerang,

Hanya bertahan jika merasa terancam.

Di balik bisa yang ditakuti dunia,

Ia penjaga ekosistem penuh harmonia.

Menjaga keseimbangan dengan naluri,

Bagian penting dari alam yang lestari.

Hormatilah ia, jangan dihancurkan,

Hidupnya berharga, bukan untuk ditakutkan.

Belajarlah dari Black mamba yang bijak,

Kuat namun damai, tanpa kejam berjejak.

Rangkuman Puisi

Puisi ini menggambarkan keanggunan dan kekuatan Black mamba, ular yang terkenal di Afrika. Meski sering dianggap berbahaya, ia sebenarnya hanya melindungi diri dan berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem.

Pesan Penulis

Black mamba mengajarkan kita untuk menghormati setiap makhluk, meski terlihat menakutkan. Jangan menghakimi mereka hanya karena reputasinya. Dengan memahami perannya dalam alam, kita dapat hidup berdampingan dengan harmoni dan rasa hor

mat terhadap kehidupan liar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun