Mohon tunggu...
Rio Nazar
Rio Nazar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Humaniora Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Tentang Bandicoot

21 Desember 2024   12:10 Diperbarui: 15 Desember 2024   22:30 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pendahuluan Penulis

Bandicoot adalah hewan kecil yang jarang dikenal, tetapi memiliki peran penting di ekosistemnya. Hewan ini berasal dari Australia dan sekitarnya, dengan tubuh mungil dan moncong panjang. Mereka sering menggali tanah untuk mencari makanan, membantu menyuburkan tanah. Saya ingin mengenalkan keunikan Bandicoot lewat puisi ini agar kita lebih peduli pada makhluk kecil yang sering luput dari perhatian.

Puisi: "Si Penggali Sunyi"

Di balik semak, ia tersembunyi,

Bandicoot kecil, si penggali sunyi.

Dengan moncong tajam ia mencari,

Serangga kecil untuk bersantap pagi.

Langkahnya ringan, nyaris tak terdengar,

Namun jasanya besar, tak pernah gentar.

Ia menggali, membawa kehidupan,

Menyuburkan bumi dengan kesungguhan.

Meski kecil, ia tak lelah berjuang,

Menghidupkan tanah dengan harapan panjang.

Dalam diam, ia beri pelajaran,

Tentang harmoni tanpa banyak ucapan.

Wahai manusia, jaga alam ini,

Agar Bandicoot tetap dapat berlari.

Bersama kita ciptakan dunia lestari,

Untuk semua makhluk di bumi ini.

Rangkuman Puisi

Puisi ini menceritakan tentang Bandicoot, hewan kecil yang hidup di balik semak-semak. Ia berperan penting dalam ekosistem dengan menggali tanah, menyuburkannya, dan menjaga keseimbangan alam. Bandicoot mengajarkan kita tentang kerja keras dalam diam.

Pesan Penulis

Bandicoot mungkin terlihat kecil dan biasa saja, tetapi perannya sangat berarti. Mari kita jaga habitat mereka dengan tidak merusak lingkungan. Dengan menjaga hewan-hewan seperti Bandicoot, kita juga ikut melestarikan ekosistem yang menja

di tumpuan hidup kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun