Mohon tunggu...
Rio Nazar
Rio Nazar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Humaniora Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Tentang Bekanten

20 Desember 2024   06:35 Diperbarui: 15 Desember 2024   12:14 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pendahuluan:

Puisi ini saya buat untuk menggambarkan keunikan hewan bekantan, yang dikenal dengan hidung besar dan tubuh gemuknya. Bekantan hidup di daerah rawa dan hutan mangrove, dan merupakan simbol kehidupan alam yang sederhana namun penuh keindahan. Melalui puisi ini, saya ingin mengajak pembaca untuk menghargai keberagaman hayati dan menjaga kelestarian alam.

Puisi "Bekantan yang Ceria"

Bekantan berjalan pelan di ranting,
Hidung panjangnya menonjol di udara.
Dengan langkah yang santai dan tenang,
Dia jelajah hutan, bebas dan ceria.

Di atas pohon mangrove yang tinggi,
Bekantan melompat dengan penuh kegembiraan.
Walau tubuhnya agak gemuk,
Dia tetap lincah, penuh semangat.

Warna bulunya yang kecoklatan,
Menyatu dengan hutan yang lebat.
Dia hidup damai di alam bebas,
Hidup yang sederhana, penuh kebahagiaan.

Tapi ingatlah, kita harus menjaga,
Hutan tempat bekantan tinggal.
Karena jika hutan hilang,
Bekantan pun akan kehilangan rumahnya.

Rangkuman Puisi:

Puisi ini menceritakan tentang kehidupan bekantan yang santai, ceria, dan penuh semangat. Meskipun tubuhnya gemuk, bekantan dapat bergerak lincah dan hidup dengan damai di hutan mangrove. Puisi ini juga mengingatkan kita untuk menjaga alam agar hewan seperti bekantan bisa terus hidup di tempat yang mereka cintai.

Pesan Penulis untuk Pembaca:

Pesan saya kepada pembaca adalah, mari kita jaga dan lestarikan alam kita, terutama hutan yang menjadi rumah bagi banyak hewan, termasuk bekantan. Keberagaman hayati sangat penting, dan kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga keseimbangan alam agar generasi mendatang bisa merasakan keindahan yang sama. Jangan biarkan kerusakan alam mengancam kehidupan hewan-hewan yang unik dan indah seperti bekantan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun