Mohon tunggu...
Rio Nazar
Rio Nazar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Humaniora Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Tentang Belut

19 Desember 2024   05:25 Diperbarui: 14 Desember 2024   20:07 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan
Puisi ini saya buat untuk menggambarkan seekor belut, hewan yang sering kali tersembunyi di dalam air. Belut adalah simbol dari ketangguhan dan kemampuan beradaptasi. Dalam puisi ini, saya ingin mengajak pembaca untuk melihat belut sebagai makhluk yang cekatan dan penuh kebijaksanaan dalam menghadapi tantangan hidup.

Puisi: Belut yang Lincah

Belut berenang di dalam air,
Terselip di antara batu dan rumput,
Dengan tubuh panjang dan licin,
Ia menyusuri sungai dengan tenang.

Di dalam kegelapan ia bergerak,
Cepat dan cerdik, tak terlihat,
Tak ada yang bisa menangkapnya,
Karena belut pintar menghindar.

Belut mengajarkan kita untuk bijak,
Menghadapi hidup dengan hati-hati,
Kadang perlu menyembunyi diri,
Namun selalu siap untuk kembali.

Jangan takut jika jalan terasa gelap,
Seperti belut, kita bisa bertahan,
Lincah dan cekatan dalam setiap langkah,
Hidup penuh kejutan dan kesempatan.

Rangkuman Puisi
Puisi ini menggambarkan belut sebagai hewan yang lincah, cerdik, dan penuh kebijaksanaan. Meskipun sering tersembunyi, belut tetap mampu menghadapai tantangan dengan tenang dan cepat. Belut mengajarkan kita untuk bijaksana dalam menghadapi kesulitan hidup dan terus bergerak meskipun dalam kegelapan.

Pesan Penulis
Pesan dari puisi ini adalah untuk mengingatkan kita agar tidak takut atau menyerah saat menghadapi kesulitan. Seperti belut, kita bisa belajar untuk tetap cekatan, beradaptasi dengan situasi, dan selalu siap menghadapi tantangan hidup dengan bijaksana dan penuh semangat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun