Mohon tunggu...
Rio Nazar
Rio Nazar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Humaniora Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sendu Kepiluan

9 Desember 2024   03:00 Diperbarui: 9 Desember 2024   03:18 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keterangan: Foto Penulis ditengah kepiluan

                                                                                                Sumber: Dokumentasi pribadi Penulis

Pendahuluan Penulis dalam Membuat Puisi "Sendu Kepiluan"

Puisi Sendu Kepiluan saya ciptakan sebagai refleksi dari perasaan seseorang yang tengah bergelut dengan kesedihan dan kepiluan mendalam. Sebagai penulis, saya ingin menggambarkan pergolakan batin yang dialami oleh individu yang merasa terpuruk dan tak berdaya di hadapan takdir. Puisi ini merupakan ungkapan dari perasaan terhimpit oleh kenyataan hidup yang pahit, di mana harapan seakan memudar, dan penderitaan seolah menjadi tak terhindarkan. Saya mencoba untuk menggali emosi dan kesendirian yang terkadang datang dalam kehidupan, serta pertanyaan tentang takdir dan pilihan hidup.

Lewat puisi ini, saya ingin menyampaikan bagaimana seseorang dapat merasa terbelenggu dalam kesenduan dan berjuang mencari secercah harapan di tengah keputusasaan. Puisi ini bertujuan untuk menyentuh pembaca dengan kenyataan akan perasaan yang seringkali tak terungkap, serta mengajak mereka untuk merenung tentang bagaimana kita meresapi setiap kesulitan dalam hidup.

Rangkuman Puisi "Sendu Kepiluan"

Puisi ini menggambarkan perasaan seseorang yang tengah terhimpit oleh kesedihan yang mendalam dan kepiluan yang tiada habisnya. Setiap langkah terasa berat, seperti terjebak dalam penderitaan tanpa jalan keluar. Penulis merasakan pahitnya takdir yang seolah tak seindah yang diharapkan, dan perasaan sendu itu terasa terus membelenggu dalam kehidupan sehari-hari.

Namun, meskipun perasaan tersebut mendalam dan sulit untuk diterima, ada juga keinginan untuk keluar dari kegelapan, mencari secercah harapan yang dapat mengubah nasib. Air mata menjadi saksi atas perasaan yang tak terungkapkan, sementara takdir dan pilihan hidup menjadi pertanyaan yang selalu membayang. Puisi ini mengungkapkan betapa beratnya menerima kenyataan hidup yang penuh dengan kesirnaan, namun juga menggambarkan pasrah sebagai cara untuk menerima keadaan.

Pesan Penulis kepada Pembaca

Melalui puisi Sendu Kepiluan, saya ingin menyampaikan pesan bahwa setiap orang pasti pernah merasakan kesulitan dan kepiluan dalam hidup. Namun, kita harus ingat bahwa meskipun perasaan kesedihan itu mendalam, kita tetap memiliki pilihan untuk menerima takdir dan mencari harapan dalam kegelapan. Setiap kesulitan adalah bagian dari perjalanan hidup yang perlu dihadapi dengan kesabaran dan ketabahan.

Saya berharap pembaca dapat merasakan bahwa dalam setiap kepiluan dan penderitaan, ada kekuatan untuk bertahan dan bangkit kembali. Kesedihan dan kesulitan bukanlah akhir dari perjalanan kita, melainkan bagian dari proses untuk menemukan kedamaian dan pemahaman yang lebih dalam tentang hidup. Semoga puisi ini dapat menginspirasi pembaca untuk tidak menyerah meskipun menghadapi tantangan, dan selalu mencari secercah harapan meski dalam kegelapan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun