Mohon tunggu...
Rio Nazar
Rio Nazar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Humaniora Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mawar Merah

8 Desember 2024   16:36 Diperbarui: 8 Desember 2024   16:39 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keterangan: Penulis mengambil gambar di kebun bunga saat piknik bersama rekan-rekannya. | Sumber: Dokumen pribadi Penulis

Pendahuluan Penulis Membuat Puisi

Puisi Mawar Merah karya Rio Nazar Rifaldo tercipta sebagai bentuk refleksi penulis terhadap simbolisme yang terkandung dalam bunga mawar merah. Bunga ini, meskipun dikenal dengan keindahannya yang mempesona, juga memiliki duri yang tajam sebagai peringatan bahwa di balik keindahan sering kali ada rasa sakit atau tantangan. Penulis menggunakan bunga mawar merah sebagai metafora untuk menggambarkan kehidupan, yang kadang penuh dengan kebahagiaan, namun juga tidak terlepas dari luka dan penderitaan. Melalui puisi ini, penulis mengajak pembaca untuk merenungkan makna di balik keindahan, serta memahami bahwa kehidupan yang indah juga membawa ujian dan tantangan.

Rangkuman Puisi

Dalam puisi Mawar Merah, penulis menggambarkan keindahan bunga mawar merah yang menyambut hari baru dengan aroma dan warnanya yang mempesona. Mawar merah ini, yang awalnya terlihat begitu indah, ternyata memiliki duri yang menyakitkan. Hal ini menjadi simbol dari kenyataan hidup, di mana keindahan sering kali disertai dengan tantangan dan luka. Meskipun demikian, mawar merah tetap memberikan semangat dan kebahagiaan, bahkan dalam kesulitan sekalipun. Aroma dan penampilan bunga mawar ini mengingatkan kita untuk tetap mencari semangat dan keindahan hidup, meski ada kesulitan di baliknya.

Pesan Penulis kepada Pembaca

Melalui puisi ini, penulis ingin menyampaikan bahwa hidup adalah kombinasi antara kebahagiaan dan kesulitan. Mawar merah sebagai simbol keindahan menunjukkan bahwa meskipun kita sering dihadapkan pada tantangan atau luka, kita harus tetap menghargai dan menikmati keindahan hidup yang ada. Durinya mengingatkan kita bahwa setiap kebahagiaan datang dengan perjuangan dan pengorbanan. Penulis mengajak pembaca untuk tidak hanya melihat keindahan yang ada di permukaan, tetapi juga untuk menghargai proses dan pelajaran yang datang dari setiap kesulitan. Dengan cara ini, kita dapat lebih memahami dan menghargai arti sejati dari kehidupan yang penuh warna ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun