Mohon tunggu...
Rio Nazar
Rio Nazar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Humaniora Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kebosanan

8 Desember 2024   10:00 Diperbarui: 8 Desember 2024   10:12 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan Penulis Membuat Puisi

Puisi Kebosanan karya Rio Nazar Rifaldo lahir dari pengalaman pribadi penulis yang merasa terjebak dalam kebosanan dan jenuh yang menghampiri hidupnya. Dalam puisi ini, penulis berusaha menggambarkan perasaan terperangkap dalam rutinitas yang monoton, tanpa ada kegembiraan atau kesenangan yang berarti. Melalui pilihan kata yang reflektif, penulis mengungkapkan bagaimana kesepian dan kebosanan dapat menghalangi langkah seseorang menuju kebahagiaan dan kedamaian batin. Dengan puisi ini, penulis ingin menunjukkan bahwa perasaan bosan yang datang dalam kehidupan tidak selalu bisa dihindari, namun kita harus berusaha menemukan cara untuk keluar dari perasaan tersebut dan mencari kembali tujuan hidup yang lebih bermakna.

Rangkuman Puisi

Puisi Kebosanan menggambarkan perasaan penulis yang terjebak dalam kebosanan dan jenuh yang mendalam. Penulis merasakan hari-hari yang berlalu tanpa makna, dengan waktu yang terasa sangat lama dan sepi. Semua kegiatan yang dilakukan terasa tidak memadai untuk mengusir rasa bosan, bahkan teman sekalipun tidak mampu mengubah perasaan tersebut. Penulis juga menggambarkan perasaan bingung dan terombang-ambing antara mencari kesenangan dan merasa terperangkap dalam jalan yang buntu.

Pikiran penulis terfokus pada kesepian dan kebosanan yang melanda setiap langkahnya, yang menghambat jalan menuju kebahagiaan. Setiap upaya untuk menemukan kegembiraan seolah-olah tertutup dan tidak bisa dilanjutkan. Puisi ini menyoroti bagaimana perasaan kebosanan bisa sangat mengganggu, membuat kehidupan terasa kosong dan tanpa arah.

Pesan Penulis kepada Pembaca

Melalui puisi ini, penulis ingin menyampaikan pesan tentang kenyataan bahwa kebosanan adalah bagian dari kehidupan yang tak terhindarkan. Setiap orang pasti mengalami masa-masa ketika merasa jenuh atau terperangkap dalam rutinitas yang membosankan. Namun, penulis mengingatkan pembaca bahwa meskipun kebosanan datang, kita harus berusaha untuk keluar dari perasaan tersebut dan mencari kembali hal-hal yang membuat hidup bermakna.

Pesan utama dari puisi ini adalah untuk tidak menyerah pada perasaan kebosanan. Meski hidup terasa sepi dan monoton, kita harus tetap mencari cara untuk menemukan kebahagiaan dalam kehidupan kita, karena kebosanan hanya bersifat sementara. Penulis berharap pembaca bisa merenung dan menemukan cara untuk mengatasi kebosanan tersebut, sehingga dapat kembali menikmati perjalanan hidup dengan penuh semangat dan kegembiraan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun