Mohon tunggu...
Rio Nazar
Rio Nazar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Humaniora Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Derita Anak Malang

7 Desember 2024   23:00 Diperbarui: 7 Desember 2024   23:01 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

               

Pendahuluan Penulis Membuat Puisi

Puisi Derita Anak Malang karya Rio Nazar Rifaldo muncul sebagai bentuk ungkapan hati yang mendalam terhadap kesulitan hidup yang dialami oleh seseorang yang terlahir dalam kondisi penuh penderitaan. Penulis melalui puisi ini mencoba untuk menggambarkan perasaan dan kondisi seorang anak yang merasa tak dianggap dan terjebak dalam kehidupan yang penuh dengan kesulitan. Puisi ini berbicara tentang penderitaan yang tak terlihat oleh banyak orang dan bagaimana seseorang bisa merasakan kesakitan yang mendalam karena kurangnya perhatian dan cinta. Dengan kata-kata yang tajam dan penuh makna, penulis ingin menyampaikan perasaan seseorang yang terpinggirkan, berharap ada jalan keluar dari penderitaan yang tak berkesudahan. Puisi ini bertujuan untuk menggugah kesadaran kita tentang pentingnya melihat lebih dalam ke dalam kehidupan orang lain, terutama mereka yang sedang menderita.

Rangkuman Puisi

Puisi Derita Anak Malang menggambarkan perasaan seorang anak yang merasa terperangkap dalam kehidupan yang penuh penderitaan. Penulis mengungkapkan bahwa sejak dilahirkan, hidupnya selalu penuh dengan siksaan dan kesulitan. Setiap hari, ia merasa tidak dianggap dan tidak tahu arah masa depan. Penderitaan yang ia alami seakan tiada habisnya, dan ia tidak tahu bagaimana harus menghadapinya. Perasaan sakit dan kecewa yang mendalam terpendam dalam dirinya, seolah tidak ada tempat untuk menumpahkan perasaan itu.

Penulis berharap ada keajaiban atau mukjizat yang datang dalam hidupnya untuk mengubah nasib buruk yang selalu menghampirinya. Ia menggambarkan kehidupan yang keras seperti batu yang terpahat, tanpa ada jalan yang mudah untuk dilewati. Di dalam hatinya, ada rasa sakit yang terkandung jauh, sebuah luka batin yang tak bisa dengan mudah sembuh. Status sebagai "anak malang" adalah label yang ia rasakan sepanjang hidupnya, hidup di bawah bayang-bayang penderitaan dan jauh dari kebahagiaan yang seharusnya dimiliki oleh setiap anak.

Pesan Penulis kepada Pembaca

Melalui puisi ini, penulis ingin menyampaikan pesan yang kuat mengenai penderitaan yang dialami oleh mereka yang terlahir dalam kesulitan. Penulis menggambarkan kehidupan yang penuh dengan rasa sakit dan kekecewaan, sebuah kenyataan yang sering kali tidak terlihat oleh orang lain. Dengan menggambarkan diri sebagai "anak malang", penulis ingin mengajak pembaca untuk lebih peka terhadap orang-orang yang terpinggirkan atau yang hidup dalam penderitaan. Meskipun kehidupan mereka tampak suram, mereka adalah manusia yang juga membutuhkan perhatian, kasih sayang, dan pengertian.

Pesan utama dari puisi ini adalah pentingnya empati dan perhatian terhadap mereka yang hidup dalam kesulitan. Penulis ingin menunjukkan bahwa di balik setiap penderitaan, ada harapan yang mungkin tampak jauh, namun sangat dibutuhkan. Ada banyak anak yang hidup dalam kesulitan, yang sering kali tidak dipedulikan atau dianggap tidak penting. Puisi ini mengingatkan kita untuk melihat lebih dalam, mendengarkan suara mereka, dan memberikan bantuan serta dukungan bagi mereka yang membutuhkan.

Penulis juga berharap agar pembaca menyadari betapa kerasnya kehidupan bagi sebagian orang, terutama mereka yang terlahir dalam kondisi sulit. Melalui puisi ini, penulis mengajak pembaca untuk lebih peduli, lebih terbuka, dan lebih mampu memberikan dukungan kepada mereka yang terpinggirkan oleh keadaan. Puisi ini bukan hanya tentang penderitaan, tetapi juga tentang harapan yang terus tumbuh meski dikelilingi oleh kerasnya dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun