Mohon tunggu...
Rio Nahak
Rio Nahak Mohon Tunggu... Mahasiswa - Iioo

Nyong hitam manis dari kota karang, Kupang. Kini menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, program studi Filsafat Keilahian. Akun Ig @iyoo_nk

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Dialektika Waktu "Masa Depan" sebagai Ada yang-Belum dalam Kategori Historisitas Manusia

29 Juni 2021   13:52 Diperbarui: 29 Juni 2021   13:59 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Ada dua hal yang perlu diketahui bahwa waktu masa depan adalah ada-yang belum, yaitu: pertama, 'Yang-Belum-Disadari'. Artinya kondisi 'Yang-Belum' yang sudah mendesak untuk menyatakan diri. Sehingga, 'Yang-Belum-Disadari' adalah kehadiran dari 'Ada-Yang Belum'. Sesuatu belum disadari adalah karena kondisi-kondisi perealisasian dari 'Ada-Yang Belum' belum matang.

Demikian, 'Yang-Belum-Disadari' hanyalah apa yang sudah diketahui sebelumnya dari yang akan datang, tempat kelahiran psikis realitas baru. Kedua, 'Novum' (Hal baru). Dialektika metafisis Bloch mengafirmasi bahwa 'Yang-Belum-Disadari' itu merupakan sebuah novum, sesuatu yang sama sekali baru. Dalam artian bahwa waktu masa depan adalah sesuatu hal yang benar-benar baru.

Penutup

 Sejarah waktu masa depan adalah 'Ada-Yang Belum'. Dalam pengertian, ada dinamika harapan akan sesuatu yang baru sebagai novum secara in potentia. 'Yang-Belum' merupakan ada yang hadir dalam pikiran dan khayalan manusia sebagai sesuatu yang diinginkan, diharapkan, dikhawatirkan, dan sebagainya. Dan semua itu direalisir dalam aktus histori masa-kini. Yang-Belum itu merupakan realitas yang mendorong dan mendesak untuk menjadi in actu. 'Yang-Belum' adalah tendensi nyata, meskipun tersembunyi (latensi) dalam realitas, dalam alam, dalam materi untuk dari kemungkinan menjadi kenyataan. Atas dasar inilah, dapat dikatakan bahwa waktu masa depan itu ada sebagai 'Yang-Belum', ia ada secara in potentia.

Daftar Pustaka

Heidegger, Martin., Being and Time, in Jhon Macquerrie and Edward Robinson (trans), Oxford: Basil Blackwell, 1993.

Siswanto, Joko., Orientasi Kosmologi, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2005.

Sihotang, Kasdin., Filsafat Manusia: Upaya Meningkatkan Humanisme, Yogyakarta: Kanisius, 2009.

J. Sudarminta, J dan Tjahjadi, S.P. Lili., (editor), Dunia, Manusia, dan Tuhan, (Yogyakarta: Kanisius, 2008.

Magnis-Suseno, Franz., Etika Abad Kedua Puluh, Yogyakarta: Kanisius, 2006.

Magnis-Suseno, Franz., Dari Mao ke Marcuse: Percikan Filsafat Marxis Pasca-Lenin, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2013.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun