Seperti biasa, diakhir pekan Pak Subagyo bersama sang istri tercinta makan malam di pusat kuliner masyarakat tak jauh dari rumahnya, tempat ini selalu ramai pengunjung.
Tempat langganan keluarga Pak Subagyo , tapi saat ini sang anak tak ikut menemani sebab jauh kuliah di negeri seberang.
Pak Subagyo dan Ibu duduk di meja coklat saling berhadapan.
Setelah memantau menu yang akan disantap, jatuhlah pilihan Pak Subagyo memesan capcay pedes beserta es jeruk kesukaan dan Ibu pesan nasi goreng dan teh hangat.
Sembari menunggu pesanan datang, sepasang sejoli kembali melanjutkan perbincangan hangat.
Beberapa menit kemudian, perbincangan terhenti.
Pandangan Pak Bagyo dan Ibu sontak mengarah ke titik yang sama, ke arah keluarga yang duduk di meja sebelah kanan.
Waiters terlihat dimarahi dengan nada tinggi.
"Ini gimana sih!, lama sekali pesanannya datang, Kami sudah lapar, kalau kayak gini kami pergi saja", keluh pelanggan tersebut.
Waiters hanya tertunduk, sembari memohon sepuluh jari meminta maaf.
Pelanggan itu tetap tidak terima dan pergi tanpa permisi bersama istri dan kedua anaknya.
Pak Subagyo pun mengingatkan istrinya.
"Tempat ini ramai dengan pengunjung, tentulah butuh waktu untuk memenuhi pesanan pelanggan satu persatu. Kalaulah mau cepat ya alangkah baiknya di restoran cepat saji, iya kan ibu?", ungkap Pak Subagyo.
"Ia Pak, mestinya sabar toh, orang lain lapar juga kok. Lagian mana ada penjual yang mau merugikan dan membuat pelanggannya kecewa, pastilah juga mereka berupaya semaksimal mungkin menyajikan sajian yang istimewa", sahut isteri tercinta.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI