Suatu pagi di sebuah institusi swasta seorang karyawan wanita paruh baya datang menghampiri meja kerja Mas Toni. Si Ibu sudah beberapa hari tidak masuk kerja karena sakit yang dideritanya. Berlangsunglah sebuah percakapan;
 Ibu : Hallo selamat pagi Mas Toni
 Mas Toni: Ia Ibu selamat pagi, Apa kabar?
 (Salam balik dari Mas Toni yang menanyakan kabar si Ibu merubah raut wajahnya yang awalnya datang dengan wajah bahagia sontak terlihat lesu)
 Ibu : Ia e mas, ini masih sakit banget di dada saya.
 Mas Toni: Loh, yang kemaren izin itu sakit di daerah dada ya ibu?
 Ibu : Ia mas, itulah sakit banget
 Mas Toni: Emangnya kenapa Ibu?
 Ibu : Iya, ini rasa sakitnya sering datang pas lagi ngomongin orang mas, jadi kalau saya kumpul-kumpul sama teman itu ada aja pembahasan apalagi kalau sudah ngomongin orang ndak ada habisnya mas.
 Mas Toni: Oalah Ibu bu, sudah tau dampaknya ngomongin orang kayak gitu (sesak di dada) masih juga berlanjut
 Ibu : Iya e mas, mau gimana kan, temen temen itu ngajakin malahan
 Mas Toni: Ya sudah sekarang gini, Apa untungnya Ibu ngebicarain orang ?
 Ibu : Ya ndak ada sih mas
 Mas Toni: Nah, itu tau ndak ada untungnya masih juga dilakoni. Kemudian pertanyaan selanjutnya ya bu, Apa ruginya kalau Ibu tidak bicarain orang lain?
 Ibu : Ya ndak ada juga mas, sama saja sih dengan yang tadi, gak ada untungnya membicarakan orang dan gak ada ruginya kalau tidak membicarakan orang.
 Mas Toni: Nah, itu tau Ibunya loh, ya wes sekarang Ibu bisa lebih menjaga omongannya loh ya, nanti malah tambah sakit. Ingat sekali lagi loh ibu, Tidak ada untungnya membicarakan orang dan tidak ada ruginya berhenti untuk membicarakan orang lain.
 Ibu : Yoo yoo Mas, terimakasih. Saya tak lanjut kerja dulu yo.
 Mas Toni: Ya Ibu, monggo.
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H